Suara.com - Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat membantu kelahiran bayi di Desa Sawarna, Kabupaten Lebak, saat diguncang gempa beberapa waktu lalu dan diberi nama Gempa Satria Komando.
"Saat itu, Kamis (25/1) pukul 22.10 WIB, posko penanggulangan bencana alam Kopassus menerima laporan ada seorang ibu hamil yang menunjukkan tanda akan segera melahirkan," kata Kepala Penerangan Kopassus Letkol Inf Achmad Munir melalui siaran pers diterima di Jakarta, Sabtu.
Ibu hamil bernama Pipih itu mengeluh mulas dan mengeluarkan lendir bercampur darah. Mendengar kabar itu, Kepala Seksi Teritorial Grup 1 Kopassus Serang Mayor Inf Usman memerintahkan beberapa prajurit Kopassus yang ada di wilayah tersebut untuk datang ke lokasi.
Pukul 22.20 WIB, Letda CKM dr Taufik bersama Pratu Yusuf kemudian merapat dari lapangan Desa Sawarna menuju kantor desa menggunakan mobil ambulan. Mereka kemudian mengantarkan Pipih ke tempat praktik bidan di Desa Sawarna Timur dan tiba pukul 23.00 WIB.
"Di tempat praktik bidan, pasien langsung diperiksa dan ternyata masih bukaan tiga atau empat. Letda CKM dr Taufik dan Pratu Yusuf kemudian menjemput bidan lain di kediamannya untuk membantu persalinan," tutur Munir.
Munir mengatakan rumah bidan lain itu berjarak kurang lebih 20 kilometer dari tempat persalinan. Mereka harus menempuh jalan dengan kondisi rusak dan medan yang naik turun.
"Jumat (26/1) pukul 00.55 WIB bukaan sudah lengkap. Proses persalinan dibantu dua bidan dari desa setempat dan satu dokter dari Grup 1 Kopassus," katanya.
Akhirnya pukul 01.05 WIB, bayi laki-laki Pipih, warga Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak lahir dengan selamat. Si bayi lahir dengan kondisi baik, sehat dan menangis kencang.
"Atas permintaan kedua orang tuanya, bayi tersebut diberi nama Gempa Satria Komando," tuturnya.
Setelah diobservasi selama lima jam, Pipih dan anaknya dalam kondisi sehat dan sudah kembali ke rumahnya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot