Suara.com - Emma, ibu berusia 40 tahun, ditemukan tewas berpelukan dengan kedua putrinya, Nova (19) dan Tiara (11), di dalam kamar rumahnya, Blok B6 Nomor 5 Taman Kota Permai 2, RW12 Periuk, Jati Using, Tangerang, Banten, Senin (12/2/2018) sore.
Selain ketiga orang tersebut, ditemukan pula suami siri Emma, yakni Muktar Efendi, bersimbah darah karena luka di bagian badan, perut, dan kepalanya.
Efendi ditemukan di ruangan kamar lain dalam rumah tersebut. Meski menderita luka parah, Efendi ternyata masih hidup. Laki-laki itu kini dirawat di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Polisi belum mengungkapkan siapa pelaku pembunuhan Emma dan kedua anaknya tersebut.
Namun, saat dijenguk Kapolres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Harry Kurniawan, Effendi tampak menggumamkan sejumlah kata yang terbilang ”janggal”.
"Kondisinya masih sangat lemah sekali dan tidak memungkinkan untuk diajak komunikasi. Saya tadi mengajak komunikasi, yang terucap hanya merasa lemas, minta maaf dan istighfar," kata Harry di RS Polri, Kramatjati, Selasa (13/2/2018).
Terkait kasus pembunuhan ini, Harry mengakui belum bisa menyimpulkan, apakah luka tusuk di bagian tubuh Efendi merupakan aksi bunuh diri atau bukan.
Dia hanya menyampaikan, hingga kekinian, status Efendi masih sebagai saksi mahkota, karena dianggap melihat langsung peristiwa pembunuhan yang dialami Emma dan dua putri kandungnya.
"Kami masih dalami. Yang jelas saksi korban, saksi mahkota ini masihlah, dan ada luka-luka di leher dan di perut dan kondisinya cukup parah," tuturnya.
Baca Juga: KPK Segera Periksa Zumi Zola Sebagai Tersangka
Guna mempercepat penyelidikan kasus ini, kata Harry, polisi telah meminta tim dokter RS Polri untuk bisa menyegerakan proses pemulihan Efendi.
Setelah pulih, lanjutnya, polisi juga akan meminta ahli untuk memeriksa kejiwaan suami siri Emma tersebut.
"Kami berkoordinasi dengan dokter dari RS Polri akan diteliti baik dari bedah operasi maupun tes psikologi tes kejiwaannya saksi korban tersebut," katanya.
Harry menambahkan, Efendi terpaksa dipindahkan ke RS Polri agar bisa mendapatkan perawatan intensif dan mempermudah pemeriksaan dalam kasus tersebut.
Sebelumnya, pria tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Kota setelah ditemukan bersimbah darah.
"Butuh penanganan dan perawatan intensif, makanya kami rujuk ke RS Polri. Yang kedua, karena ini menjadi saksi kunci kami dan butuh pengamanan intensif agar bisa ditangani dan cepat terungkap pelakunya," jelasnya.
Berita Terkait
-
Tangerang Akan Kirim Air Bersih ke Jakarta Sampai 2038
-
Uang Klaim Diduga Dikuras Agen, Nasabah Allianz Lapor Polisi
-
Satu Keluarga di Tangerang Dibantai, Tewas Berpelukan
-
Pembunuhan Sekeluarga di Tangerang, Warga Sempat Dengar Keributan
-
Satu Keluarga di Tangerang Dibantai, Ini yang Bikin Warga Curiga
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Mensesneg: 24 Perusahaan Pemegang HPH dan HTI Diaudit Kementerian Kehutanan
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
-
KPK Ungkap Alasan Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus Eiger
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan