Suara.com - Di Kota Semarang Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mulai menggalang donasi untuk pendanaan partai. Menerapkan sistem saweran, para donatur diberikan Kartu Sakti (Kartu Solidaritas Anti Korupi dan Anti Intoleransi), sebagai wujud donasi.
"Ini program nasional PSI, Kartu Sakti, publik bisa menyumbang ke PSI mulai dari Rp.25 ribu, 100 ribu dan jumlah lainnya. Dan sudah dimulai inisiasi di berbagai daerah," kata Ketua Umum PSI, Grace Natalie, Minggu (25/2), di Semarang.
Selama tiga hari di Semarang (23-25/2), dengan Kartu Sakti itu, pihaknya mampu menargetkan penggalangan donasi sebesar Rp.1 triliyun secara nasional. Dana itu akan dimanfaatkan untuk mendukung operaional dan kampanye para calon legislatif dari PSI di seluruh Indonesia pada Pileg dan Pilpres 2019, tanpa perlu memberi mahar politik.
"Kita bisa, optimis lah, kan ada masyarakat kelas menengah di Indoensia saat ini 141 juta orang, kalau ada satu juta orang saja menyumbang Rp.1 juta, maka sudah terkumpul Rp.1 triliyun rupiah," terang Grace.
Disampaikan Grace, bukan tanpa alasan pihaknya mengeluarkan Kartu Sakti. Pasalnya, setiap ada tahun politik maka mahar politik menjadi polemik dalam pendanaan partai yang tidak jelas untuk pencalonan dan kampanye.
"Ada nggak transparasi pendanaan partai dan kampanye? Gak ada, sehingga praktik korupsi menjadi ladang subur bagi anggota legislatif, karena harus mengembalikan pengganti modal yang dikeluarkan saat kampanye," terangnya.
Bagi siapa saja yang ingin berdonasi, Kartu Sakti bisa mudah didapat via online yang ada di website PSI. Adapun secara offline pada saat roadshow PSI di daerah.
"Kader sudah dibekali tools video jadi tak usah repot menjelaskan, tinggal melenyapkan aja pada para donatur. Kita juga share via WA sehingga mudah bisa langsung aplikasi di link via HP," katanya.
Beberapa kota sudah disambangi selama event donasi dengan Kartu Sakti seperti di Jakarta, Madiun, Semarang, Bali, Makassar, dan lainnya. (Ambar Adi Winarso)
Baca Juga: Politisi PSI Ajukan Uji Materi UU MD3 ke MK
Berita Terkait
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Sindiran Brutal 'Tolol Natural' Balas PSI yang Ungkit Jasa Jokowi ke AHY
-
Apa Hebatnya Soeharto? Ini Balasan Politisi PSI ke PDIP
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting