Suara.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan klarifikasi atas pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW) atas tuduhan ketidaktransparan pengeluaran. Irjen Kementerian Kelautan dan Perikanan membenarkan jika ada keteledoran dari staffnya.
Pada rincian lebih lanjut, dari 11.191 paket itu tidak tergambar secara lengkap dan konkrit di laman Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan (LKPP).
“Jadi bukan kesengajaan,” jelas Yusuf dalam konpers di Gedung KPP, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (27/2/2018).
Kenapa bisa demikain, tambahnya, karena karakter pengadaan barang dan jasa ini meliputi beberapa faktor.
“Seperti pihak penerima pada saat kita memberi alat penangkap ikan pihak penerima juga demikian punya beberapa kriteria seperti badan hukum,”jelasnya.
Data-data ini tidak gampang di protek sehingga tidak bisa mengatur ke KPP konkret dan cepat. Tapi bisa sampaikan selama kepemimpinan semua data transparan.
"Untuk laporan keuangan 2017 sudah di dan tidak ada uang yang bocor yang ada itu adalah keterlambatan proyek yang jauh di Merauke, bahan baku di Makassar, jadi perlu waktu. Kami sudah koordinasi kepada ICW dan itu sudah jelas,” ujarnya.
Selain itu Menteri Susi Pudjiastuti juga menyampaikan jika sejak dirinya masuk, itu semua bisa dilihat dari Web KPP. Beberapa rencana anggaran dan lain-lain itu ada di web KPP dan IKKP.
“Jadi, kita betul transparan dan accountable. Benar tidak boleh ada yang disembunyikan,” ungkapnya.
Ia mengatakan kalau ada kecurangan, dirinya persilahkan KPK dan kejaksaan untuk turut memeriksa.
“Kami siap. Kita merespon pernyataan ICW, bukan tidak menerima tapi klarifikasi karena kita udah upload di web. Itu ada keterlambatan data penerima, karena memang dasarnya data penerima belakang masuknya lantaran ada verifikasi dilapangan,”tukasnya.
Berita Terkait
-
Telkom Terima Audiensi Pemda dan Berbagai Komunitas Papua Selatan, Transparansi Pemulihan SKKL
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Suara Rakyat yang Terpinggirkan: Ironi di Balik Kinerja DPR dan Partai Politik
-
17+8 Tuntutan Rakyat: Aspirasi Reformasi dan Transparansi untuk Negeri
-
KontraS Buka Posko Online untuk Pencarian Orang Hilang Pasca Demo 25-31 Agustus
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?