Suara.com - Kudroni, warga Desa Seuat, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, hampir genap 12 tahun hidup dalam pasungan.
Lelaki berusia 40 tahun itu hidup dengan kaki dipasung pada batang kayu di belakang rumah orangtuanya, yang tak jauh dari SDN Seuat.
Pria bertubuh ringkih ini adalah anak pertama dari pasangan Juhdi (61) dan Jubaedah (57). Ia terpaksa dipasung lantaran kerap mengamuk.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati Kudroni. Kini orangtuanya pasrah, karena tak punya banyak dana untuk mengobatinya.
Juhdi, ayah Kudroni menceritakan bahwa anaknya mulai mengalami gangguan kejiwaan saat baru pulang bekerja dari Jakarta. Kudroni yang kala itu baru saja memiliki anak kerap melamun.
“Baru pertama sih, sebelum dipasung, pernah dibawa ke rumah sakit jiwa. Tapi gak lama pulang lagi. Obat-obatnya juga dibakar sama Kudroni,” jelas Juhdi kepada Bantennews—jaringan Suara.com, Selasa (3/4/2018).
Keluarga terpaksa memasung Kudroni lantaran kerap mengamuk. “Kaca rumah, pintu rusak diamuk,” ujarnya.
Orangtua telah mengupayakan berbagai pengobatan alternatif untuk kesembuhan Kudroni. Namun, hingga kekinian, baru sekali petugas medis dari puskesmas yang datang menengok anaknya.
“Baru kemarin ada yang menengok dari puskesmas, disuntik,” ungkapnya.
Baca Juga: Saksi Akui Diperintah Atasannya untuk Beri Jatah ke Bupati Kukar
Juhdi mengakui, kini hanya bisa pasrah menghadapi kondisi anaknya karena keterbatasan biaya.
Saat ini ia hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tak menentu.
“Penginnya sih diobati. Tapi mau bagaimana lagi, biaya juga gak ada,” ujarnya.
Opa, adik kandung Kudroni juga mengungkapkan hal serupa. Katanya, keluarga sudah kehabisan uang untuk biaya pengobatan.
“Sudah habis kali tiga motor buat pengobatan. Udah macam-macam lah pengobatannya,” ujarnya.
Berita ini kali pertama terbit di bantennews.co.id dengan judul “Prihatin! 12 Tahun Warga Kabupaten Serang Hidup dalam Pasungan”
Berita Terkait
-
2018, REI akan Bangun 15 Ribu Rumah Subsidi di Banten
-
Wali Kota Ini Dihukum Pasung oleh Warga karena Tak Becus Melayani
-
Puskesmas Pamandegan Biarkan Pasien Kritis Pulang Naik Ojek
-
Ditolak Puskesmas karena Bau, Lansia Ini Terkapar di Mobil Angkot
-
Puasa saat Tertimbun Longsor Bandara, Ini Ucapan Terakhir Putri
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Viral! Wali Kota Jakarta Pusat Hampir Kena Tipu Modus Pemindahan KTP Elektronik ke KTP Digital
-
Cemburu Istri Dituduh Selingkuh, Terkuak Motif Pria di Cakung Bakar Rumah
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!