Suara.com - Kementerian Luar Negeri memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi guna melindungi Warga Negara lndonesia (WNI) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri.
Untuk itu pada Sabtu (14/4/2018), Kemenlu bersama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) resmi meluncurkan aplikasi Safe Travel berbasis Android dan IOS.
Aplikasi ini berfungsi apabila WNI dan TKI mendapatkan masalah sehingga pemerintah dapat memberikan bantuan, juga dapat memantau sebaran, lokasi, dan identitas WNI dan TKI di luar negeri.
"Kami memandang penting memanfaatkan teknologi dalam menghadapi situasi keamanan WNI dan TKI yang berada di luar negeri, baik untuk sementara ataupun menetap. Karena itu Kemenlu meluncurkan aplikasi Safe Travel," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam acara The Safe Travel Fest yang bertajuk 'Responsibly Fun' di Central Park, Tomang, Jakarta Barat, Sabtu (14/4/2018).
Menlu pun menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan dukungan dari pihak lainnya, seperti BRI, BNPT, Imigrasi, dan juga BNP2TKI.
"Ini merupakan upaya pemerintah untuk terus melindungi warganya saat pergi keluar negeri. Pemerintah dan negara hadir untuk melindungi. Terima kasih atas kerjasama yang diberikan oleh BNP2TKI, BNPT, Imigrasi, dengan BRI, dan AAUI," katanya.
Retno mengatakan Kemenlu, sudah sejak tahun 2016 mulai merancang aplikasi yang bertujuan untuk melindungi WNI tersebut. Namun, baru saat ini bisa meluncurkan apkikasi yang bisa dibuka di media elektronik.
"Sebenarnya kita sudah mengembangkannya dari 2016, Januari 2017 kita mengembangkan lagi safe travel tapi dalam bentuk beta. Alhamdullilah, hari ini kita bisa meluncurkan aplikasinya yang dapat digunakan di multiple paltform, seperti android, Iphone, dan lain sebagainya. Ini akan merasa lebih aman dan terlindungi dan kalau terjadi sesuatu silahkan memencet tombol yang ada di dalamnya," katanya.
Retno mengatakan fungsi dari aplikasi tersebut adalah sebagai pendeteksi awal jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dan nantinya dengan begitu akan mendapatkan respon yang cepat setelah memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalamnya.
Baca Juga: Pentolan MCA Buron di Korsel, Ini Respon Kemenlu
"Aplakasi ini tujuan utamanya berfungsi sebagai early detection, sehingga nanti akan mendapatkan respon cepat. Silahkan mengunjungi pameran ini, sehingga kita nanti tahu bagaimana menggunakan aplikasi safe travel ini," katanya.
Aplikasi ini juga kata Retno menjadi sangat penting karena tren wisata keluar negeri semakin meningkat. Berdasarkan data Kemenlu menunjukkan sebanyak 2.978.446 WNI berada di luar negeri. Dari jumlah tersebut, mayoritas
sebesar 2.825.939 merupakan pekerja migran, sisanya terdiri atas pelajar dan Anak Buah Kapal (ABK)
Sementara itu, tercatat 18 juta WNI berpergian ke luar negeri untuk keperluan wisata, termasuk wisata
religi (haji dan umroh).
Menurut Retno, ada beberapa keuntungan apabila mengunduh aplikasi Safe Travel seperti mendapatkan informasi lengkap mengenai 180 negara terkait dengan tingkat keamanan dan kerawanan suatu negara yang ditandai dengan indikator warna, informasi alamat, nomor telepon, faksimili, email, dan hotline Perwakilan Rl, baik Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal Rl.
Ataupun bila terdapat Konsulat RI di negara tersebut, hukum dan tata aturan yang berlaku di masing-masing negara, mata uang setempat, tempat ibadah, lokasi wisata, dan informasi kuliner Indonesia.
"Terdapat pula infografis unik yang menghibur dan bisa menjadi bacaan saat perjalanan menuju negara tujuan. Informasi lainnya, bahkan hingga colokan listrik yang dipergunakan di negara tujuan," kata Retno
Aplikasi ini dapat juga dimanfaatkan untuk mengatur perjalanan dan lapor diri, mengakses pelayanan perwakilan RI seperti melaporkan kehilangan paspor.
Berita Terkait
-
Kevin Diks Ceritakan Kebanggaan Sang Kakek Saat Dirinya Pilih Bela Timnas Indonesia
-
Eksploitasi Pekerja di Taiwan Mengincar WNI, Modus Iming-iming Gaji Besar
-
Update Tragedi Kebakaran Hong Kong: 125 WNI Selamat, Kemlu Masih Cari 5 Orang yang Hilang
-
WNI Pilih Kerja ke Luar Negeri, Purbaya: Kegagalan Kita Ciptakan Lapangan Kerja Dalam Negeri
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf