Suara.com - Amerika Serikat menegaskan tidak mau angkat kaki dari Suriah, meski gerombolan teroris ISIS berhasil dikalahkan oleh pasukan Presiden Bashar Al Assad yang didukung Rusia dan banyak milisi-milisi rakyat.
Militer Pakde Sam bercokol di Suriah sejak tahun 2013 atas nama perang melawan teroris ISIS. Namun, setelah ISIS kalah, tentara AS justru melancarkan serangan agresi terhadap pemerintah Suriah. Mereka menuding Presiden Assad menggunakan senjata kimia untuk membunuh rakyat.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley kepada CBS News, Minggu (15/4/2018), memaparkan tiga tujuan AS di Suriah setelah serangan udara mereka menargetkan sejumlah fasilitas yang diklaimnya gudang senjata kimia.
"Pertama, Presiden Donald Trump sudah dengan sangat jelas menyatakan bahwa kita tidak bisa menggunakan senjata kimia di mana pun, dan kami akan terus memeranginya dengan berbagai cara untuk melindungi kepentingan Amerika," klaim Haley.
“Kedua, kami ingin memastikan bahwa mereka memahami bahwa ISIS harus dikalahkan sepenuhnya. Ketiga, kami ingin memastikan bahwa pengaruh Iran tidak akan mendominasi wilayah tersebut,” tambah dia.
Sanksi untuk Rusia
Haley juga mengumumkan rencana AS untuk menjatuhkan sanksi baru ke Rusia karena krisis Suriah. Selain sanksi yang sudah ada, yaitu karena aneksasi Ukraina dan campur tangan dalam pemilihan presiden AS.
Menteri Keuangan AS Mnuchin diperkirakan akan mengumumkannya pada Senin (16/4) waktu setempat, dan mereka akan mendatangi perusahaan apa saja yang berurusan dengan persenjataan Assad serta penggunaan senjata kimia.
AS, Inggris, dan Prancis pada Jumat (13/4) melancarkan serangan udara ke fasilitas yang mereka klaim gudang senjata kimia milik Assad.
Baca Juga: Ba'asyir Kembali Jalani Perawatan di RSCM Pada 28 Mei 2018
Sementara otoritas pengelola kompleks lembaga sains di Suriah yang menjadi sasaran serangan udara agresi AS, menepis tuduhan memunyai maupun mengembangkan senjata kimia pemusnah massal.
Kepala Institut Pembangunan Industri Farmasi dan Kimia Saeeda Saeed menegaskan, kompleks yang dibom AS tersebut justru digunakan oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pada tahun 2013.
"OPCW ada di kompleks ini sejak tahun 2013, dan hingga kekinian masih beraktivitas melakukan pemantauan," kata Saeed setelah pesawat tempur AS menghancurkan bangunan tersebut yang dilansir Xinhua, Senin (16/4/2018).
"Kompleks gedung yang hancur ini adalah tempat kerja tim ahli OPCW di Suriah. Mereka membawa seluruh benda yang dicurigai sebagai senjata kimia untuk diteliti. OPCW sendiri sudah 2 kali melaporkan tak ada senyawa kimia yang digunakan untuk senjata," jelasnya.
Ia menuturkan, AS sudah berbohong mengenai adanya instalasi senjata kimia yang digunakan militer Suriah untuk membunuh rakyat atas perintah Presiden Bashar Al Assad.
"Aku dan kalian sendiri, para jurnalis dalam dan luar negeri menjadi saksinya. Seandainya ada senjata kimia di sini, maka kita tak bakal bisa berdiri tanpa memakai masker saat ini," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
Terkini
-
Kapan Sebaiknya Mengajukan Pinjaman Daring agar Lebih Menguntungkan?
-
Presiden Prabowo Turun Tangan Atasi Kasus Keracunan MBG, Ini Instruksi Detailnya!
-
Terungkap! Ini Identitas dan Pangkat Anggota TNI Penganiaya Pegawai Artis Zaskia Adya Mecca
-
Cuaca Hari Ini: BMKG Rilis Peringatan Dini Hujan Lebat dan Angin Kencang di 8 Kota Besar
-
Agus Suparmanto Ungkap Tantangan Terbesar PPP Usai Muktamar: Pulihkan Kepercayaan Umat
-
Peta Politik Baru di Meja Bundar Munas PKS: Dasco, Utut hingga Cucun Duduk Satu Meja
-
Cak Imin 'Deg-degan' pada Dasco di Munas PKS, Sinyal Politik di Balik Tawa Hadirin
-
Anak 10 Tahun di Tangerang Diduga Diculik Badut, Keluarga Minta Bantuan Warga
-
Ketum PPP Agus Suparmanto Tegas Akan Tindak Kader yang Abaikan Aspirasi Umat
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo