Suara.com - Penerbang militer maupun sipil memberikan sumbangsih besar terhadap perkembangan transportasi udara di Indonesia. Sejak dahulu, pilot harus selalu berhadapan dengan maut. Harianjogja.com (jaringan Suara.com) mewawancarai pilot yang berkali-kali lolos dari maut saat mengarungi udara Indonesia.
Satu siang di medio 1975, langit Pontianak tampak cerah. Bandara Supadio ramai oleh pesawat rute Jakarta, menuju Bandara Kemayoran yang selama bertahun-tahun melayani penerbangan lintas negara. Bandara internasional pertama di Indonesia ini baru berhenti beroperasi setelah Soekarno-Hatta, Cengkareng, mulai digunakan pada 31 Maret 1985.
Salah satu maskapai pelat merah yang melayani rute ini adalah Merpati Nusantara Airline (MNA) yang merajai udara Indonesia kala itu. YS-11 bermesin turbo propeler produksi konsorsium Nihon Aircraft Manufacturing Corporation (NAMC), Jepang, jadi pesawat andalan.
Saat itu, karena terbatasnya pilot, sejumlah penerbang TNI AU banyak yang ditugaskan sebagai pilot di MNA, salah satunya adalah Udin Kurniadi, penerbang muda lulusan Sekbang Lanud Adisutjipto.
Ia diminta menjadi pilot Merpati sejak 1971 setelah sempat bertugas di Lanud Abdulrachman Saleh. Di Merpati, ia menjelajah angkasa Nusantara setiap hari.
Hari itu, Udin Kurniadi mendapatkan jadwal penerbangan rute Jakarta-Pontianak-Sarawak Malaysia-Pontianak-Jakarta.
Pukul 05.00 WIB, dia sudah memberangkatkan penumpang dari Kemayoran, Jakarta, menuju Pontianak dengan lancar meski wiper kaca depan pesawatnya terus bergerak sepanjang jalan karena hujan deras. Setelah bertolak dari Pontianak ke Kuching, dari Kuching dia kembali membawa penumpang menuju Pontianak lagi dan mendarat dengan mulus. Sebelum kembali menempuh rute menuju Ibu Kota, seperti biasa, sebagai kapten pilot ia mengecek semua detail kesiapan pesawat.
Setelah Pemandu Lalu Lintas Udara (PLLU) Bandara Supadio memastikan jalur penerbangan aman, ia melarikan burung besi meninggalkan landasan. Langit yang lumayan bening memberinya keyakinan bahwa perjalanannya ke Ibu Kota akan baik-baik saja sama seperti hari-hari sebelumnya. Perlahan YS-11 ditinggikan ke puluhan ribu kaki untuk mendapatkan posisi stabil dan tenang.
Tetapi, penerbang pesawat L4-J ini menemukan pertanda kurang nyaman dari penerbangan itu setelah beberapa kali menjumpai gumpalan awan yang mengguncang. Awalnya Udin mengira itu hanya awan biasa. Saat pesawat terus melaju, sekitar 15 menit setelah take off dari Pontianak, pesawat yang dia kendalikan benar-benar terjebak di dalam cuaca buruk.
Baca Juga: Lagi, Objek Diduga UFO Dilihat oleh Dua Pilot di Pesawat Berbeda
Guncangan semakin terasa dan menjatuhkan apa saja yang ada di dalam pesawat.
“Guncangannya ke bawah 300 meter ke atas 300 meter. Air di WC pesawat sampai tumpah. Bayangkan, penumpang sudah lemas, teknisi di tengah sudah pucat. Kami berdua [dengan copilot] kemringet, mempertahankan supaya pesawatnya level [stabil],” ungkap Udin Kurniadi saat menceritakan pengalamannya kepada Harian Jogja belum lama ini.
“Paling parah, karena turboprop, gantian mesin kanan dan kiri mau mati sendiri.”
Peristiwa mencekam itu terjadi sekitar 30 menit. Hampir semua petugas PLLU bandara seluruh Indonesia di radio saling bersahutan menanyakan keberadaan YS-11. Akan tetapi, pesawat nihil dari radar. Selama 30 menit, YS-11 sempat dinyatakan hilang.
Udin tak bisa berkomunikasi. Radio yang terhubung di telinga hanya mengeluarkan suara kemresek, radar berubah menjadi hitam pekat tanpa gambar.
“Radio kemresek kena serbuk es,” kata dia.
Berita Terkait
-
Usut Korupsi Underpass Soetta, Polisi Tunggu Pemeriksaan BPK
-
Polisi Tak Ajak KPK untuk Usut Korupsi Proyek Underpass Bandara
-
Menhub Jamin Konslet Listrik Kereta Bandara Tak Ganggu Perjalanan
-
Longsor Underpass Soetta, Menhub Minta Kereta Bandara Melambat
-
Natal, Antrean Mengular saat "Check In" di Bandara Soekarno-Hatta
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Geger Kereta Cepat Whoosh: Dugaan Konspirasi Jahat Disebut Bikin Negara Tekor Rp75 Triliun
-
Sidak Dedi Mulyadi Ungkap Dugaan Aliran Dana Janggal Aqua ke PDAM Senilai Rp600 Juta Per Bulan!
-
Dukung PPPK Jadi PNS, Anggota Komisi II DPR Sebut Usulan Terbuka Diakomodir Lewat Revisi UU ASN
-
Uji Lab Tuntas! Pertamina Jawab Keluhan Pertalite Bikin Brebet di Jatim: Sesuai Spesifikasi
-
PAM Jaya Matikan Sementara IPA Pulogadung, Gangguan Layanan Bisa Terasa Sampai 48 Jam
-
Geger Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Bidik Petinggi KCIC?
-
Skandal Korupsi Whoosh: KPK Usut Mark Up Gila-gilaan, Tapi Ajak Publik Tetap Naik Kereta
-
Dugaan Kerugian Negara Rp75 T di Proyek KCJB, Pemufakatan Jahat Pemilihan Penawar China Jadi Sorotan
-
HLN ke-80, 171 Warga Tulungagung Peroleh Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
KCIC Pastikan Isu Dugaan Korupsi Whoosh Tak Pengaruhi Jumlah Penumpang