Suara.com - Kota Jayapura, Papua memperingati 55 tahun kembalinya Irian Barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peringatan itu dirayakan, Selasa (1/5/2018)
Peringatan 1 Mei atau biasa disebut hari Intergrasi Papua ke Indonesia diawali dengan upacara. Upacara diwarnai berbagai atraksi salah satunya defile kendaraan hias yang diikuti berbagai instansi di Ibu Kota Provinsi Papua ini.
Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano mengatakan upacara ini merupakan agenda rutin Pemkot Jayapurauntuk menggugah hati seluruh masyarakat khususnya generasi muda agar tidak lagi memperdebatkan sejarah soal bersatunya Irian Barat ke Indonesia.
"Saya ingin kita semua tidak lagi membalikan fakta sejarah ini," ungkap Benhur usai memimpin upacara di Taman Yos Sudarso Imbi, Kota Jayapura, Papua, Selasa (1/5/2018) siang tadi.
Kegiatan ini juga sengaja melibatkan generasi muda khususnya anak-anak TK dan SD se Kota Jayapura, sehingga mereka sebagai generasi penerus bangsa mengetahui bahwa tanggal 1 Mei 1969 Irian Barat (Papua) sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi yakni NKRI.
"Jadi sejarah ini tidak boleh diputar balikan. Mari kita fokus untuk mengisi pembangunan ini, mari kita fokus untuk majukan dunia pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kebodohan, kemiskinan, itu yang harus kita benahi Papua ini ke depan," katanya.
Alasan Taman Yos Sudarso menjadi pusat pelaksanaan upacara karena di lokasi tersebut ada Gedung DPR pertama kali yang mana gedung tua itu merupakan saksi sejarah Papua adalah bagian dari NKRI.
"Ini sudah sah, jadi sejarah yang ada ini tidak bisa diputar balik lagi. Dengan begitu anak-anak kita yang meneruskan tidak lagi bicara yang macam-macam. Mereka hanya bisa bicara bahwa mereka ada dalam bingkai NKRI," tandasnya.
Baca Juga: Warganet Minta Jokowi Tinggal di Papua Saja, Mengapa?
Tokoh Papua sekaligus pelaku sejarah, Ramses Ohee. (Suara.com/Lydia Salmah)
Sementara Tokoh Papua sekaligus pelaku sejarah, Ramses Ohee meminta kepada seluruh anak bangsa yang ada di Tanah Papua tidak menyiakan perjuangan yang sudah dilakukan para pendahulu dengan kegiatan-kegiatan subversif yang merugikan diri dan masa depan.
“Karena kita Papua dalah bagian dari bangsa Indonesia yang utuh dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Dan ini semua berkat perjuangan orang tua kita dulu, jadi kita (Papua) tidak boleh dipisahkan oleh satu bangsa apapun di dunia ini karena kita adalah bangsa Indonesia,” ujarnya.
Ramses pun menghimbau kepada kelompok anak muda tertentu yang acapkali meneriakan gaung kemerdekan Papua, agar berhenti melakukan hal seperti itu. Karena sampai kapan pun Papua bagian tak terpisahkan dari NKRI.
“Saya tanya kepada seluruh anak Papua, apakah orang tua kamu pernah membuat kebun di dalam kebun?” ucapnya.
Sementara Ketua Gemapi Cabang Port Numbay Danil Eli mengaku bahwa sebagai generasi muda pihaknya harus memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia, bukan sebaliknya merongrong kedaulatan yang ada.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?