Suara.com - Seorang mantan terpidana kasus terorisme, Zen Effendi mengungkap keadaan Markas Komando Brimob (Mako Brimob) di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Dia ungkap cara para napi teroris mendapatkan senjata untuk melawan Densus 88 sejak, Selasa (8/5/2018) lalu.
Dalam wawancara di Channel Youtube Mata Najwa, Zen Effendi mengatakan jika napi teroris mendapatkan senjata bukan dari gudang senjata Mako Brimob. Sejak jaraknya jauh.
Mereka mendapatkan senjata dari ruang penyidik dekat blok tahanan A. Di sana tersimpan barang bukti sitaan senjata.
"Soalnya dari Rutan Mako Brimob ke gudang senjata, jaraknya cukup jauh. Yang saya tahu napi teroris ini masih ada di rutan," kata Zen.
Dia mengungkapkan selama dipenjara di Mako Brimob, tempat penyimpanan barang bukti senjata tidak ketat atau tidak dijaga khusus.
"Analisa saya itu senjata-senjata yang dijadikan barang bukti polisi untuk kasus-kasus teroris yang selama ini ada di Indonesia, kasus Aceh dan Poso. Barang bukti itu disimpan di ruang penyidik yang dekat dengan blok A narapidana," katanya.
"Barang bukti, baik senjata dan buku-buku ditaruh di ruang penyidik itu. Pengamanan di situ tidak ketat," tutupnya.
Sebelumnya, Komandan Korps Brimob Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, para narapidana teroris yang melakukan penyanderaan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat sempat mengusai senjata dan bom rakitan selama penyanderaan berlangsung.
Hal tersebut diketahui saat dilakukan penggeledahan ketika para narapidana ini menyerahkan diri tanpa syarat.
Baca Juga: Begini Mencekamnya Mako Brimob Minta 155 Napi Teroris Menyerah
Rudy menjelaskan, sejata dan bom rakitan tersebut didapat dari barang sitaan. Barang sitaan tersebut sedianya akan disimpan di gudang ruang pemeriksaan.
Berita Terkait
-
Polisi Mulai Olah TKP Pasca Rusuh Napi Teroris di Mako Brimob
-
Napi Rampas Kembali Barang Sitaan Berupa Bom Rakitan dan Senjata
-
5 Brimob Dihabisi Napi Teroris, Ari Wibowo: Jangan Kasih Ampun...
-
Lelaki Berkursi Roda Terborgol Dikawal Ketat di RS Polri
-
Wiranto: Bukannya Insaf, Napi Teroris Malah Melakukan Kekejaman
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!