Suara.com - Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Arman Depari mengatakan jaringan narkoba ekstasi dan sabu Pekanbaru merupakan penghubungan dari jaringan narkoba Malaysia. Mereka melakukan transaksi di tengah laut.
Arman memaparkan barang haram tersebut dibawa dari Malaysia menggunakan kapal kecil dan dijemput oleh jaringan Indonesia di koordinat tertentu.
"Mereka akan dijemput oleh speedboat dari Indonesia jadi mereka punya koordinat tertentu. Kemudian mereka bertemu di tengah laut atau istilahnya ship by ship," papar Arman di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/5/2018).
Setelah transaksi tersebut, kemudian jaringan Indonesia tersebut masuk ke daerah Dumai, Riau. Di sana paket narkoba dalam bentuk besar langsung didistribusikan ke daerah-daerah termasuk Pekanbaru.
Tersangka Wina yang mendapat paket tersebut langsung membagi paket dalam ukuran kecil dan berat yang beragam. Berat bagian paket itu 25 gram sampai 50 gram. Ekstasi yang diedarkan tersebut terbagi menjadi dua warna yakni pink dan orange yang dikemas dalam bentuk kecil.
"Mereka juga kemas dalam bentuk-bentuk kecil ada satu kemasan 100 butir, ada yang 250 butir kemudian mereka lempar ke pasar," jelasnya.
Lebih lanjut Arman mengungkapkan harga yang beredar di pasaran sangat bervariasi, akan tetapi untuk sindikat Pekanbaru tersebut menjual ekstasi dan shabu mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
"Yang 100 butir ekstasi itu harganya 8 juta, kalau shabu per gram harganya 800ribu sedangkan yang 25 gram harganya 28 juta," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek