Suara.com - Setelah menaklukkan puncak tertinggi unia, Everest, pada Kamis (17/5/2018) lalu, dua pendaki putri Indonesia, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, kembali tiba di Tanah Air.
Penaklukkan tersebut sekaligus menggenapi usaha mereka menggapai tujuh puncak tertinggi di tujuh benua (Seven Summits) yang telah dimulai sejak 2014 silam.
Dua mahasiswi pendaki gunung yang tergabung dalam tim The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU) itu tiba di Terminal 2E, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (1/6/2018) pukul 12:30 WIB.
Baca Juga: Iannone Cabut dari Suzuki, Digantikan Joan Mir?
Mereka disambut hangat oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Sesmenpora Gatot S. Dewabroto, Staf Khusus Kepresidenan Diaz Hendropriyono, rekan pecinta alam, Mahitala Universitas Parahyangan, serta keluarga masing-masing.
"Terimakasih banyak. Puji Tuhan tanggal 17 (Mei 2018) kemarin bendera Merah Putih sudah bekibar di (puncak) Everest, di 7 puncak dunia, dan menggenapi perjalanan kita sejak 2014 ini," kata Deedee, sapaan akrab Fransiska.
"Dan kami bangga menjadi wanita pertama Indonesia yang sampai di tujuh gunung tertinggi di tujuh benua," sambung mahasiswi 24 tahun itu.
Baca Juga: Prestasi Meredup, Lorenzo Bakal Pensiun Dini?
Sebelum mendaki puncak Everest, Deedee dan Hilda telah berhasil mendaki enam gunung tertinggi di enam belahan lempeng benua.
Berturut-turut mereka mendaki puncak Cartensz Pyramid, Papua (4.884 mdpl) pada 13 Agustus 2014, lalu Elbrus, Rusia (5.642 mdpl) pada 15 Mei 2015, Kilimanjaro, Tanzania (5.895 mdpl) pada 24 Mei 2015.
Selanjutnya pada 30 Januari 2016 mereka mendaki puncak Ancocagua, Argentina (6.962 mdpl), Vinson Massif, Antartika (4.892 mdpl) pada 5 Januari 2017, serta Denali, Amerika Serikat (6.190 mdpl) pada 2 Juli 2017.
Perjalanan Deedee dan Hilda menggapai gunung tertinggi dunia, Everest, tidaklah mudah. Mahasiswi aktif itu sempat terkendala masalah keuangan, sebelum diberi dukungan oleh Universitas Parahyangan, Mahitala, Bank BRI, dan Asia Pasifik Raya.
Pendakian yang memakan waktu kurang lebih dua bulan ini dimulai pada 29 Maret 2018 yang dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Setelahnya, tim WISSEMU melakukan perjalanan panjang melewati Kathamadu, Nepal, lalu terbang menuju Lhasa dan memulai perjalanan menuju Everest Base Camp (EBC) menggunakan mobil. Perjalanan Lhasa menuju EBC menempuh waktu lima hari.
Sebelum mulai mendaki gunung berjuluk Sagarmatha—Dewi Langit dalam bahasa Nepal—, dua perempuan pemberani itu harus melakukan proses aklimatisasi—adaptasi terhadap lingkungan—di desa Zhaxi Zongxiang yang berada pada ketinggian 4.150 mdpl.
Berita Terkait
-
Indonesia Fokus Jalankan Blueprint Olahraga Nasional usai Disanksi IOC Buntut Tolak Atlet Israel
-
Indonesia Tak Gentar Disanksi IOC karena Tolak Atlet Israel, Pegang Prinsip UUD 1945
-
Setahun Pemerintahan Prabowo, Kemenpora Fokus Pembinaan Atlet Demi Raih Prestasi Dunia
-
Jumpa Ketua Komisi Olahraga Filipina, Kemenpora Kolaborasi Demi ASEAN Menuju Prestasi Olimpiade
-
Ketum PSSI Masih Bungkam Soal Pengganti Kluivert, Menpora Malah Bilang Begini
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita