Suara.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai, pelantikan Komisaris Jenderal Mochammad Iriawan sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat justru melahirkan tiga persoalan baru.
Pertama, kata Fadli, kredibilitas pemerintah yang patut dipertanyakan karena usul Iwan Bule—nama beken Iriawan—sebagai Pj Gubernur Jabar pernah dibatalkan pada Februari 2017.
Kala itu, tulis Fadli melalui akun Twitter miliknya, Senin (18/6/2018), penolak usulan itu justru Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Menkopolhukam Wiranto.
"Tapi tiba-tiba hari ini malah dilantik. Masyarakat bisa menilai sendiri, siapa sebenarnya yang gemar berbohong? Ke depan, sulit bagi publik untuk gampang mempercayai pernyataan pemerintah. Apa yang dikatakan lain dengan yang dilakukan," tulis Fadli pada pukul 10.36 WIB.
Persoalan kedua yakni independensi Polri yang harus dipertanyakan, karena perwiranya menjadi pejabat pemerintahan jelang pilkada serentak.
Padahal, dalam Pilkada Jabar, terdapat mantan perwira Mabes Polri, Anton Charliyan sebagai peserta.
"Keputusan tersebut akan membuat independensi Polri kian dipertanyakan, baik untuk konteks Pilkada Jabar maupun pilkada-pilkada lainnya, termasuk pada seluruh tahap demokrasi yang akan kita jalani tahun ini dan tahun depan," kata Fadli.
Terakhir, persoalan baru yang muncul setelah pelantikan Iwan Bule ialah motif pemerintah dalam penunjukan tersebut.
Fadli menilaim kengototan pemerintah mengajukan perwira Polri sebagai Pj Gubernur Jabar karena alasan Pilkada Jawa Barat dinilai rawan. Padahal, Jabar bukan tak termasuk zona merah atau rentan konflik horizontal karena pilkada.
Baca Juga: Sandiaga Uno Emoh Komentari Penghentian Kasus Mesum Habib Rizieq
"Penilaian itu terbukti tak valid, telah dibantah oleh data Kemendagri dan Polri sendiri. Jawa Barat bukan termasuk zona merah pilkada. Bahkan sejauh ini proses pilkada berjalan lancar," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Lantik Iriawan, Fadli Zon Sebut Pemerintah Jilat Ludah Sendiri
-
Fadli Zon: Kredebilitas Pemerintah Jatuh Iriawan Jadi Pj Gubernur
-
Fadli Zon Kritik Iriawan Jadi Plt Gubernur: Pilkada Jabar Ternoda
-
Anies Disoraki Warga saat Lebaran, Fadli Zon: Ada Pemandu Sorak
-
Gus Yahya ke Israel, Fadli Zon: Pemerintah Harus Tanggung Jawab
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu