Suara.com - Anggota komunitas pecinta reptil, Raki Lodra, menduga satu ekor buaya yang tertangkap warga di kali Grogol, dekat kawasan Latumenten, Jakarta Barat, sedianya ingin dijual.
Namun, buaya terbesar akhirnya diserahkan Raki ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, setelah mendapat izin dari warga yang menangkap.
"Kalau menurut saya mau dijual oleh sang penangkap. Makanya, saya datang ke sana dengan kedua teman, dia seperti ketakutan," ujar Raki kepada wartawan Suara.com, Minggu (1/7/2018).
Raki tidak mengetahui berapa harga jual buaya tersebut, sebab tak sempat mempertanyakannya kepada warga yang menangkap.
"Karena niat saya hanya untuk membantu pihak balai konservasi, dan mengurangi kecemasan masyarakat. Kalau tak ada bukti (satu buaya kerangkap) kan masyarakat akan berasumsi bahwa buaya tersebut masih di sana," katanya.
Awalnya, Raki mendapat kabar dari rekannya pada Jumat (29/6/2018), satu dari tiga buaya yang sempat menghebohkan warga di kali Grogol sudah ditangkap warga. Video satu ekor buaya ukuran kecil yang terpancing oleh warga juga sempat viral di media sosial.
"Saya penasaran, takutnya itu berita hoaks dan semacamnya. Saya minta video dengan orang yang mengunggah ke media sosial tapi tak dikasih. Akhirnya saya kirim pesan singkat dan bilang ingin melihat buaya tersebut, akhirnya saya diizinkan dan diajak ketemuan di daerah ITC Roxy," jelasnya.
Pendiri sekaligus mantan ketua Ponorogo Reptile and Ampibi Lovers ini menceritakan, kondisi buaya yang ditangkap warga pada Jumat sore dalam keadaan lemas. Tidak lama kemudian buaya tersebut mati, namun tetap diserahkan ke petugas BKSDA Jakarta.
"Menurut keterangan, buaya tersebut tertangkap di kali Grogol dekat kawasan Latumenten. Ada dugaan itu benar buaya yang selama ini dicari. Akhirnya buaya itu saya bawa untuk diserahkan kepada pihak BKSDA yang berada di Latumenten," jelas Raki.
Baca Juga: Bikin NMax Gaya MotoGP Rp 3 Jutaan Saja!
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor