Suara.com - Partai Berkarya tak malu-malu mengakui penguasa otoriter Orde Baru Soeharto merupakan lambang sekaligus simbolisasi partai tersebut. Soeharto sendiri sudah meninggal pada 2008.
“Nyatanya Pak Harto adalah ikon kami. Dia adalah simbol dan pemimpin yang kami hormati. Kalau beberapa partai lain menjadikan Bung Karno (Presiden pertama RI) sebagai ikon, kami menghormati itu,” kata mantan politikus Partai Golkar itu di Kantor DPP Partai Berkarya, Jalan Pangeran Antasari, Cipete, Jakarta Selatan, Minggu (15/7/2018).
Ia mengatakan, setiap bertemu masyarakat, Partai berkarya selalu mengklaimSoeharto adalah pemimpin besar dan memunyai banyak jasa terhadap negeri.
Bahkan, Priyo menyebut sejumlah ajaran Soeharto bisa menjadi solusi dari segala persoalan yang membelit Indonesia kontemporer.
“Kami menyakini beberapa ajaran Pak Harto mengenai trilogi pembagunan, mengenai jalur pemerataan, pertumbuhan ekonomi, menjaga kestabiltas keamanan yang mantap, itu perlu dijaga,” katanya.
Untuk diketahui, Soeharto menjadi presiden selam 32 tahun, sejak kekuasaan Bung Karno diambil alih setelah tragedi nasional Gerakan 30 September 1965.
Selama 32 tahun berkuasa, terdapat periodisasi pembangunan infrastruktur dan perekonomian yang terbilang tinggi. Namun, tingkat ketimpangan pendapatan antara si miskin dan si kaya juga semakin melebar.
Tak hanya itu, selama 32 tahun berkuasa, beragam pelanggaran hak asasi manusia juga terjadi. Puncaknya, kekuasaan Soeharto runtuh akibat krisis moneter yang disebabkan tingginya tingkat utang luar negeri dan desakan gerakan massa demokratis tahun 1998.
Baca Juga: Pelari Kenya Rajai Jakarta International 10K 2018
Berita Terkait
-
Zohri Jadi Juara Dunia, Bob Hasan Siap Kucurkan Bonus
-
Politikus Hanura: Keluarnya Titiek Soeharto Harus Disyukuri
-
Bamsoet Sayangkan Duet Titiek - Tommy Soeharto di Partai Berkarya
-
Bamsoet Berharap Tak Ada Lagi Kader Golkar yang Lompat Pagar
-
Ditinggal Titiek Soeharto, Bamsoet: Golkar Dukung Penuh Jokowi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
Terkini
-
DPR Dukung Aturan Satu Warga Satu Akun Medsos, Legislator PKS: Bisa Cegah Kriminal
-
Kepsek Dicopot Gegara Anak Walikota Prabumulih? Klarifikasi Malah Bikin Warga Meradang!
-
Kekayaan Tutut Soeharto yang Gugat Menteri Keuangan Purbaya
-
Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan Usai Santap MBG
-
DPR Enggan Ambil Pusing Pigai Ganti Istilah Aktivis Hilang: Terpenting Kembalikan ke Keluarganya
-
Mendagri Beberkan Perbedaan Kepemimpinan Birokratis dan Teknokratik kepada Calon Kepala OJK
-
Balas Dendam? Pengamat Ungkap Alasan Prabowo Pilih Mantan Pemecatnya Jadi Menko Polkam
-
Bus Transjakarta Tabrakan dengan Truk di Cideng, Manajemen Pastikan Penumpang Selamat
-
DPR Ungkap Seabrek PR Besar Menko Polkam Djamari Chaniago, Salah Satunya Masalah Demokrasi Cacat!
-
Sengketa Nikel di Malut Memanas, Kubu PT WKM Ungkap Fakta Mencengangkan!