Suara.com - PDIP mendaftarkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebagai bakal calon anggota legislatif untuk Pemilu 2019.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, partainya sebenarnya berniat untuk mendaftarkan tujuh orang menteri dari Kabinet Kerja Jokowi - JK sebagai bacaleg.
"Tetapi di satu sisi, kami melihat kepentingan bangsa dan negara harus dikedepankan di mana efektifitas pemerintahan selama proses pemilu ini tidak boleh terganggu," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, di KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018).
Hasto tidak mengungkapkan semua nama-nama dari tujuh menteri yang dimaksudnya. Dia hanya mengatakan, selain Puan dan Yasonna, ada juga Pramono Anung dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Ada beberapa menteri lagi, tapi kami tidak mau menyebutkannya, agar aktivitas mereka tak terganggu," katanya.
Hasto mengatakan, diurungkannya niat pencalonan kelima menteri lainnya tersebut setelah berdiskusi dengan Presiden Jokowi. Presiden, kata dia, hanya mengizinkam Puan dan Yasonna.
"Dari menteri, kami memutuskan yang kami calonkan yang pertama adalah Puan Maharani dan Yasonna Laoly. Tentu saja kami berkonsultasi dengan bapak presiden,"katanya.
Mereka berdua menjadi caleg dari dua daerah pemilihan (Dapil) yang berbeda. Untuk Puan berasal dari Jawa Tengah sementara Yasonna dari Sumatera Utara.
Alasan PDIP mencalonkan kedua menteri tersebut, kata Hasto, sebagai partai juga memerlukan basis dukungan.
Baca Juga: Dua Menteri Jokowi Jadi Caleg dari PDIP
"Basis elektabilitas dari Mbak Puan dan Pak Laoly itu yang menjadi dasar pertimbangan kami memutuskan keduanya dicalonkan kembali," tandas Hasto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Usai Video Perpisahan Penuh Haru Viral, Jabatan Kepsek SMP N 1 Prabumulih Dikembalikan
-
Iklan Pemerintah di Bioskop: Antara Transparansi dan Propaganda
-
Pencopotan Kepsek Roni Dicap Hoaks, Pernyataan Walkot Prabumulih Arlan Janggal?
-
Demo Ojol 17 September, Cek Rute Pengalihan Arus dan 5 Titik Neraka Kemacetan Ini!
-
Kasus Cacingan Anak Kembali Berulang, Pakar Kesehatan: Negara Masih Abai
-
Rp5.700 Bawa Pulang Kemeja Sutra, KPK Lelang 83 Paket Harta Koruptor, Ada Tanah Rp60 Miliar Juga
-
Papua Tengah Gratiskan Sekolah untuk 24.481 Siswa, Beasiswa Kuliah Juga Disiapkan
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Demo Ojol di Istana hingga DPR
-
Demo Ojol 179 Pecah Sikap: Mayoritas Driver Tolak Turun ke Jalan, Pilih 'Ngebid' Hindari Politisasi
-
Kilas Balik Hari Palang Merah Indonesia 17 September, Sejarahnya Sejak 1945