Suara.com - Warga Desa Obel-Obel, Sambelia, Lombok Timur yang terkena dampak gempa tektonik 6,4 Skala Richter (SR) dan saat ini mengungsi, mengeluhkan ketiadaan air bersih.
"Benar-benar tidak ada air bersih, pasca-gempa sumur dan mata air jadi kering," kata Ahmad Zuhri, korban gempa tektonik, di Lombok Timur, Rabu (1/8/2018).
Menurut dia, warga pun kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk berwudlu untuk menjalankan salat lima waktu.
"Kami terpaksa harus mengambil air dari kota kecamatan yang cukup jauh," katanya.
Ia menyebutkan warga di tempat tinggalnya, Dusun Mentarang yang menjadi pengungsi sebanyak 78 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 280 orang.
Saat ini, pengungsi dari dusun mentarang yang berada di kaki bukit itu, mengungsi berceceran yang ada juga memanfaatkan membangun tenda alakadarnya di depan rumah yang roboh.
"Yang jelas kebutuhan penting lainnya selimut dan sembilan bahan pokok," tandasnya.
Sementara itu, Saiful warga lainnya mengaku warga masih trauma karena gempa terasa begitu kencang.
"Waktu gempa kita seperti diangkat-angkat dan diayak-ayak secara bergelombang," katanya.
Baca Juga: JK Sebut Jakarta Macet karena Pembangunan Infrastruktur Lambat
Ia mengaku saat ini pasrah menghadapi cobaan tersebut karena rumah yang telah dibangunnya porak poranda tidak ada yang bisa diselamatkan.
"Semua barang tidak ada lagi yang bisa diselamatkan," keluhnya sembari menambahkan yang tersisa saat ini hanya pakaian di badan saja.
Gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter dengan kedalaman 24 km mengguncang pulau Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Bali, pada hari Minggu (29/7/2018).
Pusat evakuasi terjadi di wilayah Sembalun yang merupakan salah satu pos pendakian menuju Gunung Rinjani yang sedang ramai pengunjung. Per hari Senin (30/7/2018) terdapat 543 orang pendaki yang berhasil dievakuasi setelah sempat terjebak akibat 4 dari 5 jalur pendakian putus akibat gempa.
Selain korban jiwa 16 orang dan 300 lebih warga terluka, gempa di Lombok Timur menimbulkan kerusakan fisik parah pada ribuan bangunan rumah, gedung fasilitas publik dan perkantoran.
Pemerintah provinsi NTB menetapkan waktu tanggap darurat hingga hari Kamis (2/8/2018) dan berbagai unsur dari kementrian terkait, lembaga sosial kebencanaan dan TNI - Polri telah tiba untuk menolong warga dan melakukan evakuasi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh