Suara.com - Pelaku teror dengan cara melemparkan bom molotov ke rumah mantan pengacara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, terekam oleh CCTV yang terpasang di halaman rumah.
"Terlihat di CCTV, pelakunya menggunakan dua sepeda motor dan berjumlah empat orang dan ciri-cirinya terlihat jelas," kata Kapitra saat diwawancarai di depan rumahnya di Jalan Tebet Dalam VIII, Jakarta, Senin (6/8/2018) malam.
Kapitra menjelaskan, keempat pelaku seperti sudah terorganisir dengan masing-masing memiliki tugas yang diemban, yakni sebagi pengamat keadaan, penjaga aksi dan eksekutor.
"Ada satu orang menyisir jalan depan rumah mondar-mandir, satu orang berjaga dan dua orang eksekutor berdiri tepat di depan pagar rumah dan menunggu sekitar tujuh menit untuk melakukan serangan," kata Kapitra.
Akan tetapi, para pelaku sendiri tidak terlihat wajahnya karena memakai helm dan masker yang menutupi wajah mereka.
"Namun eksekutor memakai pakaian putih-putih sementara pengawal dan pengiringnya memakai jeans. Tapi ciri-cirinya jelas dari depan belakang semua terlihat," katanya.
Ketika ditanya tujuan dari teror ini, Kapitra mengatakan hal tersebut untuk menakut-nakuti dirinya yang belum lama bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), bahkan menjadi calon legislatif dari partai tersebut untuk daerah Sumatera Barat.
"Saya pikir jika ini untuk menakut-nakuti saya, Wallahi saya mati di sini saya tak akan pernah mundur untuk menyampaikan kebenaran. Saya tidak berbuat apa-apa yang menjahati orang lain," ujarnya.
Dirinya menilai, teror ini ada kaitannya dengan bergabungnya dia ke partai pemenang pemilu 2014 lalu tersebut.
Baca Juga: Rumah Dilempar Bom Molotov, Kapitra Diincar Lelaki Bertato
"Jika ini terkait politik yang saya rasa kemungkinan benarnya besar, gini ya itu hak saya sebagai manusia kalau ada pilihan berbeda. Karena itu, mereka marah lalu melakukan perbuatan yang sangat nista dan pengecut seperti ini. Ini artinya mereka bukan manusia," ujar Kapitra yang menambahkan teror tersebut juga dialami olehnya melalui aplikasi pesan singkat whatsapp sejak dirinya bergabung dengan PDIP.
Dengan teror ini, Kapitra mengaku, dia dan keluarganya tetap akan kuat menghadapinya dan menganggap ini hanya sebagai dinamika kehidupan.
"Kami baik-baik saja, ini hiburan, istri dan anak saya menghafal dan belajar kitab suci Al-Quran, bangun salat malam, mereka hidup untuk Allah SWT, jadi jika kami mati dengan cara begini dengan dianiaya orang demi perjuangan kebenaran itu pahala, kalau mati bom bunuh diri itu baru jahanam," katanya.
Sementara itu, Kepala Polisi Resort (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar menyatakan situasi di kediaman Kapitra Ampera diyakini aman setelah insiden pelemparan molotov di rumahnya.
"Petugas telah menyisir di sekitar rumah (milik Kapitra Ampera), dan sementara ini aman," kata Kombes Pol Indra di lokasi yang sama.
Dalam kesempatan itu, Indra menyampaikan, pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk aksi teror pelemparan bom ke garasi rumah milik Kapitra Ampera.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah
-
"Rampok Uang Negara" Berujung Pemecatan: Mantan Anggota DPRD Gorontalo Bakal Jadi Supir Truk Lagi
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal