Suara.com - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andi Saiful Haq mengatakan, pernyataan kubu Prabowo-Sandiaga agar kepala daerah tidak masuk dalam tim sukses capres-cawapres merupakan bentuk kepanikan.
"Kepala daerah menjadi tim kampanye itu sudah jelas aturan, tata cara, dan sanksinya," kata Saiful dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Ia lantas menyebutkan pada Pilpres 2014 ada 26 kepala daerah yang ikut mendukung pasangan capres-cawapres. Dari 26 kepala daerah tersebut, 21 di antaranya mendukung Prabowo-Hatta, hanya lima yang mendukung Jokowi-JK.
"Bahkan Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta untuk Jawa Barat saat itu adalah Ahmad Heriawan yang merupakan Gubernur Jawa Barat. Jadi, jika sekarang pihak Prabowo baru protes itu amnesia politik," kata Saiful seperti dilansir Antara.
Caleg PSI untuk Dapil Sulawesi Selatan itu mengingatkan agar tidak berprasangka buruk pada kepala daerah. Kekhawatiran mereka akan menggunakan jabatan untuk kepentingan Pilpres juga dianggapnya berlebihan.
"Zaman sudah transparan, pelanggaran sekecil apa pun bisa terlihat oleh pengawas Pemilu," katanya.
Selain itu, kata dia, sejarah sudah membuktikan bahwa dengan modal dukungan 21 kepala daerah ternyata pada Pilpres 2014 Prabowo-Hatta kalah.
"Seharusnya Prabowo-Hatta menang, tapi faktanya kan kalah. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Saiful.
Mengenai kader parpol koalisi yang dibajak, Saiful mengatakan jika yang dimaksud adalah Gubernur Papua Lukas Enembe, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, dan Deddy Mizwar maka harus menengok lagi ke belakang.
Baca Juga: Heboh Iklan Jokowi di Bioskop, Gerindra Ajak Bersaing Sportif
"Sekali lagi jangan amnesia dalam politik, sebelum jadi Gubernur Papua, Lukas Enembe itu pembina Partai Damai Sejahtera. Begitu juga dengan TGB, sebelumnya dia adalah anggota DPR RI dari Partai Bulan Bintang. Deddy Mizwar itu baru masuk Demokrat menjelang pilkada," katanya.
Artinya, kata dia, ini soal postur politik yang lahir dari mekanisme rekrutmen dan pencalonan kepala daerah di Pilkada yang menjadikan orang dengan mudah berpindah parpol.
"Jadi, wajar jika pertimbangan tokoh lokal dalam mendukung capres tertentu lebih mengedepankan aspirasi rakyat yang dipimpinnya ketimbang pilihan parpol yang cenderung merupakan keputusan elitis. Parpol bisa berganti, yang tidak tergantikan adalah dukungan rakyat," imbuh dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?