Suara.com - Ribuan warga yang mengungsi di tempat ketinggian pada, Jumat (28/9/2018) malam, mulai Sabtu (29/9/2018) pagi, berbondong-bondong kembali ke rumah pascagempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Rolex Malaha, warga Kota Palu, menceritakan warga yang semalam mengungsi di lereng perbukitan sebelah timur Kota Palu, mulai Subuh dini hari berangsur-angsur pulang ke rumah setelah memastikan kondisi pascagempa mulai pulih.
"Saya bersama istri, anak dan cucu saat terjadi gempa yang kedua kalinya langsung segera mengungsi ke tempat ketinggian di Kelurahan Karatuna, Kota Palu bagian timur. Saat itu banyak warga dalam kondisi kepanikan berusaha lari ke tempat ketinggian dan semalam tidur di halaman rumah warga dan jalan di lereng-lereng bukit," ujarnya.
Rolex menceritakan saat terjadi gempa pertama dirinya masih berada dalam kantor. Saat gempa kedua dengan guncangan yang sangat keras melanda, ia langsung keluar kantor berusaha menyelamatkan diri.
"Saat terjadi gempa yang kedua kali, saya berusaha berlindung di bawah meja. Begitu karyawan lain berusaha keluar gedung kantor untuk menghindar dari reruntuhan bangunan, tapi bangunan kantor kami hanya retak-retak, kecuali pagar kantor yang roboh," ujarnya.
Di saat suasana gempa yang kedua itu, kata Rolex, dirinya terus berusaha keluar dari kantor dengan suasana panik.
"Saya berusaha menemui keluarga yang kebetulan rumah kami berada sekitar 700 meter dari kantor, untuk segera mengungsi di tempat ketinggian karena saat itu ada kabar bahawa akan terjadi tsunami. Sampai pagi hari ini, kami baru tahu bahwa tsunami terjadi di pantai Kota Palu," ujarnya.
Ia juga menceritakaan saat berusaha menyelematkan diri dan keluarganya untuk mengungsi di tempat kentinggian, sempat melihat beberapa bangunan roboh, seperti swalayan Alfamidi di Jalan Garuda, pesantren, dan mal.
"Begitu juga jalan raya rusak karena retak-retak dan terbelah akibat gempa," tuturnya.
Baca Juga: Jokowi : Sosmed Sudah Sangat Kebangetan!
Menurut Rolex, sebagian warga terpaksa tidur di jalanan dan halaman rumah penduduk saat mengungsi di perbukitan. Mereka juga belum makan karena tidak ada persediaan makanan. Kalau pun ada warung yang menjual bahan makanan sudah ludes terjual.
Bantuan Basarnas dengan membangun tenda-tenda pengungsian, dikatakannya tidak cukup menampung ribuan warga.
Ia berharap pihak-pihak terkait agar segera memberikan bantuan kepada korban gempa. Terutama bantuan makanan dan obat-obatan karena kondisi warga umumnya masih panik dan trauma.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan magnitude 7,7 pada Skala Richter yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4 mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulteng, Jumat (28/9/2018) petang sekitar pukul 18.02 WITA.
Berdasarkan konfirmasi dari BMKG bahwa pusat gempa berada pada 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala. Gempa bumi berpotensi tsunami.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 hingga 3 meter) di Pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian Utara dan Kota Palu bagian Barat.
Berita Terkait
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota
-
Pakar Ungkap Fakta Meteor Jatuh di Cirebon
-
Berapa Jumlah Terkini Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Ini Update Data Terbarunya
-
Cirebon Gempar! Dentuman Keras Terdengar di Seluruh Wilayah, Ini Dugaan Penyebabnya
-
Misteri Gatal-gatal Serang Tim SAR di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, BNPB Ungkap Penyebab Mengejutkan
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
Terkini
-
Komisi IX DPR Gelar Rapat Tertutup Bareng Kemenaker Hari Ini, Bahas Apa?
-
Apa itu Etanol yang Mau Dicampurkan ke BBM oleh Pemerintah?
-
Sekolah Internasional NJIS Turut Diteror Bom, Pelaku Minta Tebusan USD 30 Ribu Via Kripto
-
Dicap Cacat Bawaan, Subhan Palal Penggugat Ijazah Bongkar 4 Unsur Gibran Melawan Hukum!
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makarim Kembali Digelar, Kejagung Hadirkan Ahli Hukum dan Bawa Bukti Ini
-
KY 'Bedah' Vonis 1.631 Halaman Putusan Tom Lembong, Nasib Hakim di Ujung Tanduk?
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 8 Oktober 2025: Waspada Hujan & Suhu Panas di Indonesia
-
Skandal Kuota Haji: KPK Buka Pintu Periksa Ulang Yaqut Cholil, Kebijakan 50-50 Disorot
-
Cak Imin Ditunjuk Prabowo Periksa Pesantren, Wakil Ketua DPR Cucun: Bukti Negara Hadir
-
Usai Periksa Eks Bendahara Amphuri, KPK Pertimbangkan Panggil Gus Yaqut