Suara.com - Pasca dilanda gempa dan tsunami sebagian wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dan Donggala kini rusak parah. Bahkan, ada juga yang sampai mengeluarkan semburan lumpur dari bawah tanah yang dikenal juga dengan istilah liquefaction atau likuefaksi.
Sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah, khususnya Palu dan Donggala disebut sangat rentan terkena likuefaksi, terutama saat gempa. Hal ini lantaran kebanyakan letak wilayah di Sulawesi yang memang dihimpit oleh pegunungan dan lembah di sekitarnya. Fenomena ini terjadi di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah seperti Kecamatan Palu Selatan, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
"Di Palu sendiri ada empat yang titik rentan terkena likuefaksi salah satunya Petobo," ujar salah satu peliti LIPI, Adrin Tohari saat dihubungi Suara.com, Senin (1/10/2018).
Adrin mengatakan, likuefaksi merupakan sebuah fenomena alamiah akibat adanya kejadian gempa di sebuah kawasan. Namun, likuefaksi hanya bisa terjadi pada gempa yang memiliki kekuatan yang besar seperti yang terjadi di Kota Palu dan Donggala pada Jumat (28/9). Kemudian gempa yang terjadi Yogyakarta atau di Padang Padang, Sumatera Barat pada 2009 lalu.
"Biasanya likuefaksi ini baru bisa terjadi jika kekuatan gempanya minimal 6 SR dengan durasi minimal 1 menit," ujar dia.
Menurut Adrin, jika suatu wilayah sudah terkena likuefaksi, maka disarankan wilayah tersebut tidak lagi di jadikan tempat hunian. Sebab, wilayah ini akan rentan hancur jika gempa berkekuatan besar kembali terulang.
"Kalau di Palu tidak bisa lagi dijadikan hunian, karena kondisinya cukup parah dan tanahnya hancur," imbuh dia. (Yati Febriningsih)
Berita Terkait
-
Bantu Korban Gempa Palu, Sandiaga Endorse Love Sulawesi
-
TNI AU Nyatakan Info Penerbangan Hercules Gratis ke Palu, Hoaks!
-
Pemerintah Bantah Akan Bayar Barang yang Dijarah Warga Palu
-
Keluarga Kena Gempa, Ray Sahetapy Ingin Pernikahan Anak Sederhana
-
DPD Dorong Tsunami dan Gempa Palu Jadi Bencana Nasional
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Lewat Modul P5, Literasi Jaminan Sosial Dinilai Bisa Ditanamkan Sejak Dini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya