Suara.com - Tak biasanya, ponsel berdering sekitar 7 jam setelah gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018) pukul 01.45 WIB. Koordinator Liputan Nasional Suara.com di Jakarta menelepon saya.
"Sir, jangan tidur dulu," mintanya melalui pesan singkat.
Tak lama ponsel kembali berdering, dan perbincangan dimulai. Saya diminta bersiaga untuk berangkat ke Kota Palu untuk meliput pasca gempa dan tsunami. Saya diminta berangkat bersama TNI AU melalui Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Menonton di televisi dan mencari kabar, jika Kota Palu saat itu lumpuh. Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Kota Palu pun tak berfungsi.
Tak berpikir panjang, saya menerima perintah itu.
Sebenarnya, malam itu saya tidak pulang ke rumah di Bogor, saya masih menumpang di indekos teman di Palmerah. Badan agak lelah sepulang liputan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Khawatir mengantuk dan kembali kecelakaan.
Pagi harinya, pukul 06.00 WIB dari Palmerah berangkat ke Lanud Halim PDK tanpa pembekalan yang matang. Hanya mengandalkan sepasang pakaian di badan dan satu baju pinjaman dari teman. Persediaan celana dalam? Ah... sudah lah.
Sesampainya di Lanud Halik PDK, pewarta dari berbagai media ternyata sudah kumpul. Kami terlebih dahulu di data sebelum akhirnya diberangkatkan menumpang pesawat Boeing-737 dan Hercules milik TNI AU.
Dari atas udara sesaat sebelum mendarat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah pada pukul 14.10 WITA, kami merasa terkejut dikala pertama kali melihat hamparan pemukiman warga yang berada di pesisir pantai hancur tersapu gelombang tsunami.
Baca Juga: Cerita Mistis Ritual Palu Namoni di Balik Gempa dan Tsunami Palu
Sementara di Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie sebagian bangunan juga tampak runtuh digoyang gempa 7,4 Skala Richter (SR), Jumat (28/9/2018) sore.
Setibanya di Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, kami bertolak ke Polda Sulawesi Tengah dengan menggunakan kendaraan Patroli milik Polisi.
Memasuki Kota Palu, kami merasakan seperti berada di tengah kota mati. Reruntuhan bangunan begitu parah, listrik dan jaringan komunikasi padam. Ketika itu tepat di hari kedua paska bencana gempa dan tsunami, memang belum ada bantuan dari pemerintah.
Di tengah perjalanan menuju Polda Sulawesi Tengah kami mendengar teriakan warga korban yang mengungsi di tenda-tenda darurat mengeluh kelaparan dan kehausan.
"Air, air, air..,teriak para pengungsi dari tenda ditepian jalan saat mobil yang ditumpangi awak media melintas.
Emosional saya dihentak dan digedor. Air mata tak tertahan saat pertama kali melihat ada balita dengan luka cukup berat ditemukan di gorong-gorong. Balita tersebut terpisah dengan orangtuanya.
Berita Terkait
- 
            
              Cerita Mistis Ritual Palu Namoni di Balik Gempa dan Tsunami Palu
 - 
            
              Korban Patah Tulang Gempa Palu Sukses Dioperasi di RS Sis Aljufri
 - 
            
              Gaji DPR Bakal Dipotong untuk Korban Gempa? Ini Kata Fahri Hamzah
 - 
            
              Diguncang Gempa Palu, Satu Desa Berubah Jadi Ladang Jagung
 - 
            
              Kemenkes Sebut Penanganan Gempa Palu Tak Butuh Bantuan Asing
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, Ajang Pembuktian Kehebatan UMKM Lokal
 - 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah