Suara.com - Hasil liputan investigasi 5 media massa yang berkolaborasi dalam IndonesiaLeaks yang ramai diperbincangkan publik sepekan terakhir, turut menjadi “barang dagangan” kelompok-kelompok politik menjelang Pilpres 2019.
IndonesiaLeaks oleh sebagian pihak dituding sebagai alat politik bagi kubu yang sedang menjadi lawan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden petahana.
Ada pula yang menilai IndonesiaLeaks menyebarkan informasi palsu alias hoaks. Sementara kubu lawan politik pemerintah memanfaatkan publikasi yang bersumber dari IndonesiaLeaks untuk menyerang rezim Jokowi – Jusuf Kalla.
Laporan investigasi kelima media tersebut, mengungkap kasus dugaan perusakan barang bukti penyidikan kasus suap pengusaha Basuki Hariman oleh dua eks penyidik KPK asal Polri.
“Penting bagi kami untuk menjelaskan dan menjernihkan tujuan dan keberadaan IndonesiaLeaks kepada masyarakat luas, agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menilai peran dan tujuan IndonesiaLeaks sebenarnya,” kata Direktur Eksekutif Tempo Institute Mardiyah Chamim dalam konfrensi pers di kantor AJI Indonesia, Jakarta Selatan, Minggu (14/10/2018).
Dia menjelaskan, IndonesiaLeaks adalah platform yang dibuat untuk menerima pelaporan dan pengaduan dari semua pihak atas potensi dan dugaan skandal publik yang telah terjadi di Indonesia. Tempo Institute adalah salah satu organisasi masyarakat sipil yang turut memprakarsai IndonesiaLeaks.
Platform ini didesain sedemikian rupa untuk memberikan rasa aman bagi pelapor untuk menyampaikan informasi/data atau dokumen yang penting.
IndonesiaLeaks, kata dia, bisa dianalogikan seperti Whistle Blowing System (WBS) sebagaimana yang dimiliki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Informasi yang masuk ke IndonesiaLeaks menjadi sumber informasi bagi para jurnalis untuk melakukan penelusuran dan investigasi atas laporan yang diterima, dengan menggunakan standar jurnalisme investigatif dan profesional.
Baca Juga: Junaidi Korbankan Tubuhnya Jadi Tameng Anak dan Istri saat Gempa
“IndonesiaLeaks memiliki peran untuk menjadi salah satu alat yang secara efektif digunakan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan (kontrol) sosial,” terang dia.
Kapan Sebuah Informasi Ditindaklanjuti?
Jurnalisme investigatif menjunjung tinggi validitas data dan informasi. Ketika para jurnalis menilai dokumen yang diterima memiliki kualitas kebenaran yang rendah, maka otomatis tidak ditindaklanjuti menjadi sebuah kerja investigasi.
Sebaliknya, informasi yang otentik akan diteruskan dengan investigasi dan dipublikasikan. Dengan demikian, IndonesiaLeaks tidak hanya akan memublikasikan satu persoalan, mengingat masih ada sederet laporan yang saat ini dalam tahap investigasi.
“Oleh karena itu, produk jurnalisme investigatif yang bersumber dari laporan IndonesiaLeaks, tidak, atau bukan merupakan produk pemberitaan palsu alias hoaks,” jelasnya.
Mardiyah menjelaskan, IndonesiaLeaks dibuat dalam rangka memperkuat fungsi pengawasan publik yang selama ini terkendala oleh minimnya data atau informasi yang dapat digunakan untuk mengungkap skandal publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Melaju Kencang di Tikungan Tajam, 7 Fakta Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans di Exit Tol Semarang
-
Sentil Pejabat yang 'Flexing', Rocky Gerung Sebut Prabowo Perlu Sosok Jujur untuk Kendalikan Bencana
-
Punya Harta Rp 79 Miliar, Asal-Usul 29 Bidang Tanah Bupati Bekasi Jadi Sorotan
-
Akhir Pelarian Kasidatun HSU: Bantah Tabrak KPK, Diduga Terima Aliran Dana Rp1 Miliar
-
Drama Berakhir di Polda: Erika Carlina Resmi Cabut Laporan terhadap DJ Panda
-
4 Kritik Tajam Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: Ferrari Kemlu Terancam Mogok
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri
-
Mekanisme Khusus MBG Saat Libur Nataru: Datang ke Sekolah atau Tak Dapat
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Metro Jaya Siagakan 5.044 Personel Gabungan!
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam