Suara.com - Dewan Penasihat DPP Gerindra, Pendeta Heski Roring, telah diperiksa sebagai saksi kasus penembakan misterius yang terjadi di ruang kerja anggota Komisi III DPR RI, Wenny Warouw.
Seperti diketahui, menurut keterangan Heski, peristiwa penembakan itu terjadi ketika dirinya sedang bertamu ke ruangan politikus Partai Gerindra itu, Senin (15/10/2018).
Letusan tersebut terdengar ketika baru beberapa menit dirinya sedang asyik mengobrol dengan Wenny dan anggota polisi Ajun Komisaris Besar Ronald Purba.
Heski sendiri mengaku tak menyangka jika ada letusan susulan ketika sudah berada ke luar dari ruangan Wenny. Menurut Heski, suara letusan keduaini terdengar di ruangan komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar, Bambang Heri Purnama.
"Sudah di ruangan yang lain, sudah di luar, nyangkanya ada susulan. Kan kita nggak tahu. Tiba-tiba dalam beberapa menit, sudah ada susulan," ungkap Heski saat tiba di Polda Metro Jaya.
Menurutnya, letusan kedua yang berasal dari di lantai 13 itu terdengar sekitar 20 menit setelah sebelumnya peluru menyasar ruangan Wenny.
"Kurang lebih 20 menit, kalau nggak salah. Saya cuma dapat info dari bawah, ada tembakan lagi. Tiba-tiba dari anggota Polri langsung meluncur ke bawah juga," kata Heski.
Heski juga mengakui jika kepalanya nyaris terkena peluru karena posisi dirinya duduk dekat dengan kaca ruangan Wenny.
"Dekat sekali. Ini kan tempat duduk, ini meja, ini kaca, sangat dekat! Ada setengah meter-lah ya. Mungkin kalau saya tinggi, pasti kena kepala. Karena rambut aja ini terasa sekali, ini naik gitu lho," ungkap Heski.
Baca Juga: Penembakan Gedung DPR, Peluru Sejengkal di Atas Kepala Pendeta
Terkait pemeriksaanya sebagai saksi, Heski meminta agar polisi segera memproses secara hukum pelaku kasus peluru nyasar ke ruang anggota DPR ini.
'Ya kita mohon, untuk diproses. Namanya peluru, coba kalau saya kena, paling saya nggak begini. Tapi ya jangan sembarang., pokoknya proses lah. Proses hukum, apalagi ini ke ruangan anggota dewan, pejabat publik. Harus diproses dengan baik," tandas Heski.
Berita Terkait
- 
            
              Penguasa Orba Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan, Puan Maharani Ungkit Rekam Jejak Soeharto, Mengapa?
 - 
            
              Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
 - 
            
              Pidato Puan Buka Masa Sidang: DPR Kawal Uang Rakyat Kembali untuk Rakyat
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
 - 
            
              Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?
 - 
            
              Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
 - 
            
              Hadapi Musim Hujan, Pramono Pastikan Banjir Jakarta Bisa Surut Kurang dari 24 Jam
 - 
            
              Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas
 - 
            
              Soal Polemik Whoosh, Puan: Jangan Terjadi Kerugian Negara Berlarut-larut