Suara.com - Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin mengomentari terkait pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang memungkinkan adanya hubungan diplomatik dengan Israel dengan syarat Israel harus mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Suhud menilai hal tersebut sebagai suatu kemunduran.
Suhud menjelaskan bahwa upaya mewujudkan perdamaian di Palestina sudah diusahakan sejak dahulu. Namun keinginan tersebut sulit diwujudkan lantaran sikap Israel yang keras kepala.
“Faktor utama tidak adanya perdamaian adalah sikap keras kepala Israel yang tidak menginginkan adanya perdamaian di Palestina,” kata Suhud kepada Suara.com, Rabu (17/10/2018).
Kemudian Suhud memahami bahwa politik luar negeri Indonesia menganut prinsip bebas-aktif yang bisa diartikan bahwa Indonesia negara independen yang aktif dalam menjalin persahabatan dan mencipatkan perdamaian dunia.
Namun, hal tersebut bukan berarti Indonesia bisa membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Karena Suhud menjelaskan bahwa Israel saat ini masih menjajah Palestina dan hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.
“Di pembukaan UUD 1945 dijelaskan tentang sikap tegas negara Indonesia menentang penjajahan. Dan Israel hingga saat ini masih menjajah Palestina, artinya Israel adalah penjajah, maka Indonesia tidak perlu membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebagai negara penjajah,” ujarnya.
Suhud pun menambahkan apabila memang Indonesia tetap memberikan peluang kepada Israel, maka kemungkinan Israel mau memenuhi syarat mengakui Palestina sebagai negara merdeka pun sangat kecil.
“Sangat kecil. Karena jangankan Indonesia, negara-negara besar saja tidak bisa kok memaksa Israel untuk menuruti perdamaian,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kemungkinan Pemerintah Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel dapat terjadi. Syaratnya bila perdamaian di Palestina sudah terwujud.
Baca Juga: Pengamat: Tak Ada Salah Buka Hubungan Diplomatik Indonesia-Israel
Wapres menegaskan Pemerintah Indonesia tetap dalam posisinya mendukung perdamaian di Palestina, sehingga harapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dapat terwujud apabila kesepakatan perdamaian telah terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
Terkini
-
Berakhir Tewas usai Dibuang ke Depan Panti Anak Yatim, Pembuang Bayi di Palmerah Diburu Polisi
-
Ada 4.711 Kasus Keracunan MBG, Dasco Minta Aparat Ikut Investigasi
-
Keras Kepala, Ibu Hamil Ini Bikin Emosi Penumpang Pesawat karena Tolak Diperiksa Kesehatan
-
KPK Siap Hadirkan Bobby Nasution di Sidang Kasus Korupsi Jalan Rp 165 Miliar
-
Boni Hargens: Tuduhan Persekusi Calon Kapolri Pilihan Presiden Upaya Adu Domba!
-
Merasa Dituding Dalang Demo Rusuh Agustus, Wanita Ini Polisikan Ferry Irwandi
-
113 Ton Tilapia Dikirim ke AS, Bukti Kualitas Ikan Lokal Mendunia
-
Tubuh, Lingkungan, dan Hak Perempuan Jadi Sorotan Women's March Jakarta 2025
-
Kasus Ribuan Anak Keracunan Program MBG, Wamensesneg: Presiden Prabowo Sudah Tahu
-
Revisi UU BUMN Rampung Dibahas dalam 4 Hari, Menteri Hukum Jelaskan Alasannya