Suara.com - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai peluru nyasar di gedung DPR telah menjadi model yang dimainkan di tengah situasi tahun politik.
Ia beranggapan, seolah-olah selalu saja ada yang merasa menjadi korban dari kejadian-kejadian seperti insiden peluru nyasar tersebut. Berkaca dari kejadian itu, Hasto menilai jika seolah-olah banyak pihak tidak siap dalam menghadapi Pemilu 2019.
"Ini kan sudah jadi model, seolah-olah kita tidak biasa pemilu, ada yang kemudian yang mengkait-kaitkan itu dengan flying victim," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Kamis, (18/10/2018).
Untuk itu, Hasto meminta aparat keamanan bertindak tegas dalam pengawasan untuk menghindari insiden yang sama terulang lagi. Misalnya, kata Hasto, aparat kepolisian harus menjaga peredaran sejata api.
"Peredaran senjata betul-betul diawasi dengan sangat baik. Apapun itu mencoreng nama baik. Kita harus menjaga bersama-sama. Tidak boleh lagi ada peluru nyasar di DPR," ujar dia.
Ketika disinggung mengenai pemindahan Lapangan Tembak Senayan, Hasto justru menjawab sembari berkelakar.
"Ya nanti bisa kita jadiakan pusat kuliner," ucap Hasto sembari tertawa.
Untuk diketahui, telah ditemukan kembali tiga peluru di Gedung DPR. Yang terakhir, peluru ditemukan di ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat, Khotibul Umam di lantai 9 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Rabu (17/10/2018).
Sementara itu, sebelumnya telah ditemukan satu proyektil di ruang kerja anggota Fraksi Demokrat, Vivi Sumantri dan bekas lubang peluru di ruangan kerja anggota Fraksi PAN, Totok Daryanto.
Baca Juga: Menlu Retno Panggil Dubes Australia, PDIP: Itu Langkah Tepat
Berita Terkait
-
Menlu Retno Panggil Dubes Australia, PDIP: Itu Langkah Tepat
-
Minta Lapangan Tembak Ditutup, DPR akan Panggil Pihak Setneg
-
Penjelasan Puslabfor Soal Hilangnya 1 Peluru Nyasar di Gedung DPR
-
Akademi Politik Asing Belajar ke PDIP Membangun Sekolah Politik
-
Empat Peluru di DPR Identik dengan Senjata Penembak Gedung DPR
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
Aktivis 98 Gagas 'Warga Peduli Warga', Bagikan Ribuan Sembako ke Ojol dan Warga Rentan Jakarta
-
Viral Detik-Detik Truk Gas Meledak: 8 Orang Tewas Terpanggang, Puluhan Kritis
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya