Suara.com - Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan, akan menyelidiki kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, jika ada permintaan dari Turki.
"Kami akan menunggu permintaan resmi dari Turki. Jika kami diminta, maka kami akan mengevaluasinya dan membuat keputusan berdasarkan permintaan yang kami terima," kata juru bicara PBB, Farhan Haq di Washington.
Dilansir Anadolu Agency, Kamis (25/10/2018), PBB mengimbau kerjasama berbagai pihak untuk mengungkap skandal pembunuhan keji Jamal Khashoggi.
"Agar setiap penyelidikan berhasil, maka dibutuhkan kerja sama dari semua pihak terkait," tambah dia.
Khashoggi, kolumnis Washington Post, terakhir terlihat pada 2 Oktober 2018, ketika dia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Setelah berhari-hari menyangkal mengetahui keberadaannya, Arab Saudi pada Sabtu lalu menyatakan Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam konsulat. Namun, hingga saat ini jasad Khashoggi belum ditemukan.
Tak lama setelah Arab Saudi mengeluarkan pernyataan, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa pimpinan PBB "sangat terganggu" dengan konfirmasi kematian Jamal Khashoggi.
"Sekjen menekankan perlunya penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan transparan serta pertanggungjawaban dari orang-orang yang terlibat pembunuhan Khashoggi," ujar Dujarric.
Pada Selasa (23/10) lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memaparkan hasil penyelidikan dan menyebut pembunuhan Khashoggi sebagai "pembunuhan terencana".
Baca Juga: Dua Pengeroyok Haringga Sirla Divonis Penjara 3,5 dan 3 Tahun
Berdasarkan semua informasi dan bukti yang telah ditemukan, Khashoggi adalah korban dari pembunuhan brutal. Menurut Erdogan, tim Saudi telah menjelajahi Hutan Belgrad Istanbul dan provinsi Yalova sebelum membunuh Khashoggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
-
KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
-
Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
-
Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
-
Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
-
Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
-
Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?