Suara.com - Kementerian Pariwisata makin serius mengembangkan destinasi pariwisata berkelanjutan. Salah satunya lewat Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Klasterisasi Destinasi Ekowisata Jawa Timur-Bali.
FGD ini akan dilangsungkan di Hotel Santika, Banyuwangi, 2 November 2018. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa, FGD akan melibatkan stakeholders terkait.
"FGD ini bertema 'Pengembangan Konektivitas Destinasi Ekowisata Terpadu Klaster Jawa Timur-Bali', yang nantinya akan mengundang seluruh stakeholder untuk duduk bersama membangun destinasi ekowisata di kawasan Jatim dan Bali. Bali akan diwakili oleh Kabupaten Jembrana," ujar Rizki, yang biasa disapa Kiki, Rabu (31/10/2018).
Menurutnya, FGD ini penting untuk pengembangan pariwisata Indonesia. Pasalnya, kecenderungan wisatawan dunia telah bergeser ke arah ekowisata. Ia menilai, pengembangan klaster sangat ideal, sebab kawasan klaster memiliki keunikan serta keindahan tersendiri. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Selain itu, harmonisasi antara destinasi satu dengan destinasi lainnya mutlak dilakukan, sehingga antara destinasi satu dengan lainnya dapat saling mendukung dan menguatkan bukan menimbulkan persaingan.
"Konsep wisata back to nature merupakan tren terkini yang menjadi incaran wisatawan dunia. Klaster ini diharapkan dapat bersinergi dengan baik, sehingga target kunjungan wisman dari sektor ekowisata/wisata alam dapat memberikan sumbangsih yang signifikan," ujar Kiki.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar, Alex Reyaan mengatakan, dipilihnya Jatim dan Bali sebagai lokasi pengembangan bukan tanpa sebab. Secara geografis, keduanya memiliki letak yang berdekatan, sehinga daerah ini memiliki konektivitas dan keterkaitan yang cukup baik.
Kedua daerah ini juga memiliki lokasi ekowisata yang cukup menarik. Jatim misalnya.
Provinsi ini memiliki beragam kawasan ekowisata, seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Taman Nasional Baluran (TNB) hingga Taman Wisata Alam Kawah Ijen (TWA Kawah Ijen). Sedangkan Kabupaten Jembrana diwakili oleh lokasi Ekowisata Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Baca Juga: Jaring Wisman Inggris, Kemenpar Gelar Sales Mission di 2 Kota
"Konsep ini dilahirkan untuk menciptakan suatu opsi lain dalam kegiatan pariwisata. Mengingat dalam pengembangan ideal ekowisata, lokasi satu dengan yang lainnya agar dapat saling menguatkan dan mendukung, sehingga menimbulkan harmonisasi pengelolaan ekowisata yang baik. Maka dari itu diusulkan konsep pengembangan klasteriasi pengembangan ekowisata Jatim- Bali," ungkapnya.
Alex menambahkan, program ini semakin meningkat daya saing pariwisata Indonesia, karena ekowisata merupakan bagian dari pariwisata berkelanjutan. Selain itu, program ini bisa meningkatkan daya saing pariwisata.
Berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI), World Economic Forum (WEF), tahun 2017, daya saing pariwisata Indonesia naik ke peringkat 42 dari peringkat 50 di tahun 2015.
"Komitmen pemerintah ditunjukkan dengan menghubungkan sebagian besar target dan indikator SDGs ke dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN). Selain itu, Kemenpar juga mengeluarkan Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, sehingga acuannya pun jelas," terangnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyambut baik pelaksanaan FGD tersebut. Dengan adanya kerja sama yang baik, maka percepatan pembangunan ekowisata dapat dilakukan.
Menpar berpandangan, bahwa natural maupun cultural harus lestari, harus sustainable, agar bisa menjadi sumber devisa yang tak ada hentinya, sehingga makin mensejahterakan masyarakat. Itulah tujuan dari pariwisata berkelanjutan.
Berita Terkait
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Chef Hotel Turun Gunung! Kemenpar Sekolahkan Kepala Dapur Gizi untuk Program MBG
-
Telkomsel Jaga Bumi Dukung GWB di Tanjung Pinang dan Manado: Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan
-
Agustus Meriah! Ini Daftar Event & Festival Keren di Seluruh Indonesia untuk Rayakan HUT RI
-
Pendaki Rinjani, Siap-Siap! Jalur Pendakian Berubah Total Demi Keamanan, Ini Detailnya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026