Suara.com - Banyak dari keluarga korban Lion Air jatuh tidak mengambil uang tunggu sebesar Rp 5 juta dari maskapai Lion Air. Uang itu untuk biaya akomodasi dan transportasi keluarga korban selama di Jakarta menunggu proses pencarian.
Maka itu, Lion Air akan mendatangi keluarga korban alias menjemput bola jika dalam beberapa hari ke depan keluarga korban tidak kunjung datang ke posko krisis di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, untuk mengklaim uang tunggu sebesar Rp 5juta.
"Jika memang sampai beberapa hari ke depan keluarga korban tidak datang mengklaim uang tunggu, kami akan kontak keluarga, jika perlu kami jemput bola," kata perwakilan komunikasi perusahaan penerbangan Lion Air Ramaditya Handoko di pusat krisis di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Kamis (1/11/2018) malam.
Ramaditya mengatakan pihaknya masih akan memproses klaim uang tunggu untuk operasional keluarga hingga beberapa hari ke depan. Dia berharap keluarga dari semua korban segera datang mendaftarkan diri ke posko krisis di Hotel Ibis Cawang untuk mengklaim uang tunggu.
Dia mengatakan pihak Lion akan memastikan semua keluarga korban menerima uang tunggu tanpa terkecuali. Keluarga korban juga difasilitasi transportasi menuju Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan bandar udara.
Dia menuturkan hanya keluarga terdekat korban dapat menerima uang tunggu seperti istri, suami, anak, atau orang tua, dan hanya satu perwakilan keluarga yang akan menerima uang tunggu itu. Untuk mengklaim uang tunggu, keluarga korban harus membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan salinan kartu keluarga (KK).
Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi, setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB, Senin, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka. Namun, 13 menit kemudian, pesawat itu hilang kontak. Pesawat kemudian dinyatakan jatuh di perairan Karawang.
Pesawat itu mengangkut total 189 penumpang, terdiri atas 178 orang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dan enam awak kabin. Hingga saat ini, regu Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian dan evakuasi korban dan puing-puing pesawat. (Antara)
Baca Juga: KNKT Butuh Waktu 2 Minggu Proses Black Box Pesawat Lion Air Jatuh
Berita Terkait
-
Black Box Lion Air JT610 Ditemukan, Belum Tentu Isi Obrolan Pilot
-
KNKT: Unduh Data Kotak Hitam Lion Air Makan Waktu 2 Jam
-
Lion Air Jatuh, Menhub Panggil Boeing Minta Penjelasan 737 MAX 8
-
Usai DItemukan, Black Box Lion Air JT 610 Dibawa ke KNKT
-
Bantah BPJS, Lion Air: Gaji Pilot JT 610 per Bulan USD 9.000
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah