Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengakui sangat berhati-hati selama melakukan pemeriksaan terhadap bagian black box pesawat Lion Air JT 610 yang berhasil dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Alasan pemeriksaan harus teliti agar data yang ada Flight Data Recorde (FDR) black box itu tak mengalami kerusakan.
"Bahwa apa yang kami dapat, black box ini kan bukan dalam keadaan normal. Jadi penanganannya harus agak teliti karena takut datanya rusak. Pukul 01.00 WIB kami nyatakan berhenti dahulu (pemeriksaan black box) karena takut nanti ada pemotongan kabel dan lain-lain bisa merusak data yang ada di dalam black box tersebut," kata Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko di kantornya, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (2/11/2018).
Dia menyampaikan, hal yang paling harus diteliti petugas ketika melakukan pemotongan kabel. Dia khawatir jika tak hati-hati akan bisa merusak data dalam black box tersebut.
"Tapi karena itu adalah potongan dan lain-lain maka kami harus memotong beberapa kabel dan lain-lain agar tidak rusak datanya. Jadi, memang pekerjaannya agak lambat karena kehati-hatian kami jangan sampai FDR ini menjadi barang yang kurang maksimal, " jelasnya.
Sejauh ini, KNKT masih melakukan pemeriksaan dan pengunduhan data dalam black box itu. Pemeriksaan itu itu dilakukan untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 yang mengangkut 189 orang tersebut.
Haryo menyampaikan, serangkaian pemeriksaan yang dilakukan KNKT di antaranya yakni mentrankrip pembicaraan di dalam kokpit sebelum pesawat nahas itu dilaporkan hilang dan menukik ke laut.
"Untuk mentranskip itu butuh waktu seminggu lah, kan itu bahasa Inggris fasih. Pada prinsipnya tim kami telah mengunduh data-data yang ada pada black box tersebu," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum