Suara.com - Delegasi Indonesia, yang didukung oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pertanian (Barantan), memenangkan tiga kategori lomba di ajang Festival Bunga Dunia 2018. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Barantan, Dr Antarjo Dikin, menyampaikan, pihaknya sejak awal memang sudah mendukung upaya para penggiat seni merangkai bunga di ajang internasional tersebut.
Tiga penghargaan tersebut masing-masing kategori General Individual, dengan predikat Excellent, Plant Arrangement dengan predikat Bronze, dan terakhir, kategori Flower Arrangement dengan predikat Silver.
Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Abindo), Karen Tambayong, melalui pesan tertulisnya, menyampaikan keinginannya untuk lebih sering membawa timnya ke ajang internasional.
"Pada festival kali ini, kami menonjolkan bunga khas Indonesia, Phalaenopsis amabilis, Anggrek Bulan Ungu dan kami berhasil memenangkan tiga kategori sekaligus," katanya, dari Kota Taichung, Taiwan, Senin (5/11/2018).
Karen juga mengungkapkan harapannya tentang janur, yang menurutnya merupakan bagian dari sejarah Indonesia. Ia berharap, janur dapat segera dapat dipatenkan, agar tetap milik Indonesia.
"Janur merupakan ciri dan identik bangsa kita, karena tekniknya unik dan hanya dimiliki oleh Indonesia," katanya.
Festival ini diikuti oleh 23 negara di dunia. Festival yang dinamakan "Taichung World Flora Exposition" ini digelar di kota nomor dua terbesar di Taiwan, Taichung, selama 6 bulan, yakni 3 September 2018 hingga 24 April 2019.
Penyelenggara pameran flora berkelas dunia ini adalah asosiasi produsen hortikultra dunia, The International Association of Horticultural Producers (AIPH). Adapun tuan rumah kegiatan yang diprediksi akan menyedot 8 hingga 10 juta wisatawan asing ini berganti setiap tahunnya, sesuai dengan rekomendasi AIPH.
Sementara itu, Antarjo, menyatakan, seperti perlakuan pada barang lainnya, Barantan juga memperlakukan produk pertanian sesuai dengan yang disyaratkan.
Baca Juga: Keanekaragaman Hayati, Kementan Satukan Database Varietas Lokal
"Kementerian Pertanian, melalui Barantan, melakukan penjaminan kesehatan dan keamanan produk pertanian melalui layanan karantina ekspor cepat di Karantina Soekarno-Hatta sesuai persyaratan negara tujuan," jelasnya.
Petugas karantina Bandara Soekarno-Hatta, selaku pengawas di tempat pengeluaran, melalukan serangkaian pemeriksaan sesuai dengan persyaratan dan prosedur antar negara. Setelah dipastikan tidak terdapat organisme pengganggu tumbuhan yang dilarang oleh otoritas karantina negara tujuan, maka surat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certificate diterbitkan.
"Fasilitasi ini merupakan dukungan Kementan terhadap industri kreatif dalam hal ini kerajinan tangan floral yang trennya terus meningkat," papar Antarjo
Mengutip data Badan Ekonomi Kreatif 2017, industri kriya atau kerajinan tangan merupakan tiga besar industri kreatif yang turut menyumbang 7.38 persen perekonomian nasional, dengan total PDB mencapai Rp 852,24 triliun. Untuk ekspor florikultura ke mancanegara, dari data yang dirilis Kementan, dari 26 jenis bunga yang diekspor pada 2017, negara berhasil meraup USD 20 juta atau setara dengan Rp 300 miliar.
Barantan mengapresiasi produsen bunga potong yang terus meningkatkan kualitas dan inovasinya, sehingga dapat memenuhi keragaman segmen pasar di mancanegara. Memanfaatkan ajang festival bunga dunia ini sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menumbuhkembangkan industri kreatif.
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
Terkini
-
Sidang Perkara Tata Kelola Minyak, Kerry Riza Bantah Intervensi Penyewaan Kapal Oleh Pertamina
-
Kurangi Risiko Bencana Hidrometeorologi, KLH Dukung Penanaman Pohon di Hulu Puncak
-
Penasihat DWP Kemendagri Tri Tito Karnavian Tegaskan Kualitas Manusia Indonesia: Mulai dari Keluarga
-
Trotoar 'Maut' di Tugu Yogyakarta, Pedestrian Jogja Belum Ramah Difabel
-
Menunjuk Hidung Menteri di Balik Bencana Sumatra, Siapa Paling Bertanggung Jawab?
-
Tambang Disebut Jadi Biang Kerok Gaduh PBNU, Begini Kata Gus Yahya?
-
Pemprov DKI Tanggung Seluruh Biaya Pemakaman Korban Kebakaran Maut Kemayoran
-
Cerita Hasto Pernah Tolak Tawaran Jadi Menteri: Takut Nggak Tahan Godaan
-
Amnesty International Beberkan 36 Video Kekerasan Polisi di Demo Agustus Lalu
-
Anggap Islah Jalan Satu-satunya Selesaikan Konflik PBNU, Gus Yahya Ngaku Sudah Kontak Rais Aam