Suara.com - Kementerian Pariwisata mempersembahkan video spesial untuk memeriahkan HUT ke-47 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Video itu berisi 47 karyawan Kemenpar yang memainkan angklung. Mereka membawakan lagu Mars Korpri dan Ayam Den Lapeh.
Sekretaris Kemenpar, Ukus Kuswara, mengatakan, video ini persembahan untuk Korpri, khususnya dari Kemenpar untuk negeri. Dengan berbusana daerah, video ini menunjukkan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
"Temanya memang Korpri untuk negeri yang penuh budaya dan tradisi. Kenapa angklung? Angklung ini luar biasa. Kekuatannya selalu menawarkan energi positif. Kolaborasi besarnya selalu memberikan experience terbaik bagi yang mendengarkan," katanya.
Ukus menjelaskan, angklung adalah warisan dunia dan bisa dimainkan dengan alat musik apapun. Aransemennya juga beragam. Alat musik ini juga menjadi kekayaan dengan nilai luar biasa.
"Angklung adalah kekayaan berharga dan sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco sejak 16 November 2010," terangnya.
Ukus menambahkan, ada banyak inspirasi yang ditunjukkan dalam video ini. Pertama, selalu mengingatkan kita akan keberagaman dalam persatuan Indonesia.
Kedua, keragaman budaya yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat sejak dahulu harus terus diangkat menjadi kekuatan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketiga, keragaman itu meliputi ribuan pulau, suku bangsa, bahasa, agama, aliran kepercayaan, cara pandang, dan cara hidup. Ukus mengatakan, keragaman itu menjadi kekuatan pemersatu bangsa dalam NKRI.
"Tak dapat dipungkiri, bangsa Indonesia telah terdiri dan terbangun dari keanekaragaman dan perbedaan sedari dulu," katanya.
Baca Juga: Meriahkan HUT Korpri, Kemenpar Gelar Lomba Foto
Menurutnya, Mars Korpri memang untuk HUT Korpri, sedangkan lagu Minang, Ayam Den Lapeh dipilih karena lagu ini sangat populer.
Lagu ciptaan Abdul Hamid ini tidak hanya populer di kawasan Minang, tapi juga sampai di Malaysia hingga Vietnam.
Tidak heran jika banyak versi yang dapat dijumpai mengenai lirik lagu ini. Secara keseluruhan, lagu ini mengekspresikan perasaan kehilangan sesuatu yang berharga, yang kemudian dikonotasikan dengan (ayam).
Sebuah teks yang sarat simbol, berarti banyak juga kemungkinan-kemungkinan yang akan hadir dalam interpretasi lirik lagu ini.
"Hal ini sesuai dengan nada lagunya yang sangat jauh dari kesan muram dan sedih, bahkan bisa dibilang sangat ceria. Hal ini dimaksudkan untuk melupakan nasib buruk yang telah lewat dan seperti berpesan, tak ada gunanya berlarut-larut dalam kesedihan. Indonesia bisa bangkit," papar Ukus.
Bila Anda penasaran seperti apa penampilannya, silakan kunjungi videonya di link https://www.youtube.com/watch?v=PKATRX27dyo. Video ini dipersembahkan Kemenpar untuk diikutkan dalam lomba angklung dalam rangka HUT ke-47 Korpri. Bila Anda menyukai, jangan lupa klik Like dan Subscribe.
Berita Terkait
-
Chef Hotel Turun Gunung! Kemenpar Sekolahkan Kepala Dapur Gizi untuk Program MBG
-
Telkomsel Jaga Bumi Dukung GWB di Tanjung Pinang dan Manado: Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan
-
Agustus Meriah! Ini Daftar Event & Festival Keren di Seluruh Indonesia untuk Rayakan HUT RI
-
Pendaki Rinjani, Siap-Siap! Jalur Pendakian Berubah Total Demi Keamanan, Ini Detailnya
-
Gerakan Wisata Bersih: Upaya Meratakan Pariwisata dan Menjaga Daya Tarik Bali Utara
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
DPR Ikut Awasi Pemilihan Bacalon Dekan UI: Harus Bebas dari Intervensi Politik
-
KPK Periksa Biro Travel Haji di Yogyakarta, Dalami Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag
-
Rocky Gerung Kritik Lembaga Survei: Yang Harus Dievaluasi Bukan Presiden, Tapi Metodologinya!
-
KPK Dalami Penganggaran dan Pengadaan Asam Formiat dalam Kasus Korupsi Pengolahan Karet Kementan
-
Jabodetabek Darurat Lingkungan, Menteri LH: Semua Sungai Tercemar!
-
Fadli Zon Umumkan Buku Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Rilis Tanggal 14 Desember!
-
Murid SMP Kena Bully Gegara Salah Kirim Stiker, Menteri PPPA Soroti Kondisi Korban
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya
-
Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid