Suara.com - Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita, meresmikan Sarana Komunitas Adat Terpencil (KAT), di Lokasi Komunitas Adat Terpencil Bolokng, Dusun Belangiran, Desa Kumpang Tengah, Kecamatan Sebangki, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Fasilitas ini merupakan bagian dari Nawa Cita Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Pembangunan KAT ini merupakan bagian dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Pembangunan sarana dan prasarana ini diharapkan dapat membuat warga KAT terbuka aksesnya terhadap pelayanan sosial, sehingga dapat mencapai kehidupan yang setara dan sejahtera sebagaimana warga lainnya," terang Mensos, saat menyampaikan arahannya dalam "Peresmian Pembangunan Sarana dan Prasarana KAT" di Bolokng, Dusun Belangiran, Desa Kumpang Tengah, Kecamatan Sebangki, Kabupaten Landak, Kamis (15/1/2018).
Menteri Agus menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat yang berdonasi melalui mitra kerja Kementerian Sosial, yaitu PT Indomaret dalam mendukung percepatan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
"Pengumpulan donasi masyarakat oleh Indomaret ini merupakan konstribusi dunia usaha dan masyarakat dalam menyukseskan program pemerintah, khususnya dalam pemberdayaan KAT. Saya juga mengajak Indomaret dan perusahaan-perusahaan lainnya untuk menggunakan dana CSR perusahaan untuk pembangunan kesejahteraan sosial," katanya.
Pemberdayaan KAT, lanjutnya, merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Sosial terhadap KAT. Dalam pasal 9 disebutkan, pemberdayaan dilaksanakan dalam bidang permukiman, administrasi kependudukan, kehidupan beragama, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, penyediaan akses kesempatan kerja, penyediaan akses lahan, advokasi dan bantuan hukum, pelayanan sosial dan/atau lingkungan hidup.
Fokus Kementerian Sosial dalam pemberdayaan KAT adalah mendorong terbukanya akses pelayanan sosial dasar di lokasi, dengan tetap berpegang pada prinsip utama pemberdayaan, yaitu menempatkan warga KAT sebagai subjek pemberdayaan.
Kebijakan pemberdayaan KAT diarahkan pada peningkatan jangkauan dan kualitas pemberdayaan sosial, penguatan SDM, sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.
"Kementerian Sosial juga mendorong peran pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha untuk turut mendukung upaya pemberdayaan KAT," tambahnya.
Bolokng Dusun Belangiran mendapatkan program Pemberdayaan KAT pada 2016 berupa pembangunan rumah sederhana (pemukiman sosial) sebanyak 40 unit. Pada 2017, telah diberdayakan 40 KK.
Baca Juga: Cukup Informatif, Kemensos Terima Keterbukaan Informasi 2018
Saat ini, di Lokasi KAT Bolokng telah tersedia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), posyandu, dan kunjungan kesehatan rutin setiap bulan.
Anak-anak bersekolah di SD, SMP, dan SMA yang berjarak antara 2 hingga 6 km. Mayoritas warga bekerja sebagai petani, pembuat gula aren, dan karyawan lepas perkebunan sawit. Warga mendapat bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk pengembangan usaha batako dan ternak ayam. Sebagian warga juga sudah menerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
"Mereka sudah memiliki KTP dan Kartu Keluarga. Dengan tercatatnya data mereka di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, maka membuka akses mereka terhadap program perlindungan sosial seperti PKH dan rastra, serta bantuan subsidi lainya," katanya.
Di setiap lokasi KAT diberikan pendampingan intensif oleh Pendamping Lokal dan Pendamping Sosial Profesional. Di Bolokng terdapat satu Pendamping Sosial Profesional KAT 2017, yakni Ria Anggraini dan Kades sekaligus Pendamping Lokal, Martius.
Pendamping Lokal adalah warga setempat yang dianggap tokoh dan mampu berkomunikasi dengan warga KAT dan orang luar. Pendamping Profesional adalah sarjana berpengalaman yang direkrut dari luar dan ditempatkan di lokasi KAT selama satu tahun.
Mereka akan mentransormasikan berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk hidup bersama, termasuk dalam kegiatan praktis bercocok tanam, beternak, dan sebagainya.
Ditemui di lokasi pemukiman, anak-anak mengaku senang tinggal di tempat sekarang. Annisa, siswa kelas 5 SDN Sambeh mengatakan, ia dulu tinggal di bukit di dalam rumah kayu dengan atap dedaunan. Sekarang mereka tinggal di rumah, yang mana jarak antar rumah berdekatan, sehingga mereka bisa bermain bersama teman-teman, bisa bersekolah, dan belajar dengan tenang.
Berita Terkait
-
Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika
-
Gus Ipul Dukung Langkah Tegas Gubernur Aceh Larang Jual Mahal Sembako Pasca-Bencana
-
Menperin Andalkan Vokasi Jadi Investasi Sektor Industri
-
Kemenperin Gaspol Transformasi Digital Manufaktur Lewat Making Indonesia 4.0
-
Menperin Beberkan Industri Indonesia Masih Kuat, Ini Buktinya
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
YLBHI: Kekuasan Polri di Ranah Sipil Mirip ABRI Zaman Orde Baru
-
Antisipasi Angin Kencang, Pramono Instruksikan Pangkas Pohon Tua di Jakarta
-
Jenguk Siswa dan Guru Korban Insiden Mobil SPPG, Prabowo: Cepat Sembuh Ya
-
LAZ Al Azhar dan Jaringan Sekolah YPI Gerak Cepat Pulihkan Sumatera Pasca Bencana
-
Masuk Dakwaan, 80 Konten Instagram Ini Jadi Senjata Jaksa Jerat Aktivis Delpedro Marhaen Cs
-
Badan Gizi Nasional Dorong UMKM dan Masyarakat Lokal Jadi Tulang Punggung Program MBG
-
58 Layanan Masyarakat Diusulkan Dicoret dari Keterlibatan Polri, Ada Pembuatan SIM Hingga SKCK
-
Anggota DPR Dorong Satgas Pascabencana Sumatera Bekerja Cepat: Jangan Sekadar Rapat!
-
Jakarta Kebakaran Lagi, 10 Warung di Kalideres Ludes Terbakar
-
Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan