Suara.com - Prabowo Sebut Orang-Orang Elite Jakarta Rai Gedheg
Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyebut elite-elite politik dan pemerintahan di Jakarta sebagai rai ghedeg atau bermuka tebal, karena tak lagi malu-malu korupsi.
Hal tersebut diungkap Prabowo saat berpidato di hadapan kader Muhammadiyah, Hotel Prima SR, Yogyakarta, Rabu (27/11/2018).
“Untuk nyolong saja harus pintar, nekat dan mukanya tebal. Istilah orang Jawa itu rai gedheg (muka tebal),’’ kata Prabowo yang membuat hadirin tertawa.
Prabowo menuturkan, penilaian negara-negara lain bahwa bangsa Indonesia telah berkembang maju ternyata keliru.
Ia mengatakan, bangsa Indonesia kekinian masih berkesusahan dalam bidang perekonomian. Prabowo menegaskan, beragam pembangunan Infrastruktur tidak menjawab persoalan masyarakat tersebut.
"Orang-orang luar negeri melihat Indonesia bagus, petumbuhan ekonomi lima persen dianggap luar biasa. Pembangunan di Jakarta luar biasa, gedung menjulang banyak sekali katanya. Infratsruktur di mana-mana. Tapi saya kalau berkeliling Indonesia, yang saya tangkap itu adalah rakyat susah,’’ kata Prabowo.
Harga barang-barang kebutuhan pokok, bahan bakar minyak, mengalami kenaikan sehingga membuat rakyat susah. Karenanya, ia menganggap elite-elite di Jakarta membodohi masyarakat.
“Rakyat merasakan harga makan semakin sulit, harga listrik naik dalam empat tahun naiknya 200 persen, kadang naiknya diam-diam, rakyat sekarang tidak lagi bodoh. Bangsa Indonesia tidak bodoh lagi,’’ kata Prabowo.
Baca Juga: Hakim dan Panitera PN Jaksel Kena OTT KPK, Sandiaga : Saya Miris
Prabowo juga menyampaikan, kepintaran kaum elite di Jakarta terkadang digunakan untuk mengakali rakyat.
“Elite di Jakarta pintar tapi sok minterin, pinter, tapi pinter melintir, pinter nyolong,’’ ujar Prabowo.
Rai Gedheg bagi Prabowo menjadi ungkapan yang pas bagi para elite di Jakarta.
“Saya lihat elite di Jakarta rai gedheg bener. Mukanya itu lho. Seolah-olah tak berdosa, padahal rakyat tahu.”
Kontributor : Abdus Somad
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka