Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengecam tindakan brutal pembantaian puluhan orang karyawan BUMN PT. Istaka Karya di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua. Komnas HAM menyebut aksi penembakan tersebut merupakan tindakan brutal dan tidak manusiawi.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik meminta pemerintah untuk menuntaskan kasus pembantaian tersebut.
"Jika peristiwa pembunuhan tidak manusiawi di Nduga itu ditangani tidak secara tepat dan baik, maka akan mudah berkembang menjadi permasalahan hak asasi manusia," ujarnya di Kantor Komnad HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2018).
Sebelum kasus ini mencuat, Komnas HAM, kata dia, juga tengah menangani permasalahan HAM yang terjadi di Papua. Ini hanya akan menambah daftar panjang persoalan HAM di Papua yang tak kunjung selesai.
"Disisi lain, isu pelanggaran HAM di Papua juga selalu mencuat kepermukaan. Baik isu - isu terkait peristiwa peristiwa dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu maupun yang terjadi pada beberapa tahun belakangan," bebernya.
Berdasarkan kecaman tersebut, Komnas HAM pun mengutarakana lima poin terkait respon tragedi penembakan di Papua itu. Lima poin tersebut adalah.
1. Mengecam tindakan brutal dan tidak manusiawai yang telah mengakubatkan kematian dan cedera puluhan warga tersebut. Tindakan tindakan tersebut tidak bisa di tolerir.
2. Menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban.
3. Meminta aparat penegak hukum sesegera mungkin bisa menindak dan menangkap para pelaku sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan prinsip - prinsip hak asasi manusia.
Baca Juga: Sukses Usaha, PT Gujati 59 Utama akan Ajukan Dana Lagi ke LPDB
4. Meminta pemerintah untuk memastikan tersedianya perlindungan, menanggung seluruh biaya fisik maupun non fisik mereka bagi para korban dan saksi kunci yang selamat.
5. Meminta pemerintah untuk meningkatkan upaya - upaya pencegahan, dengan melibatkan berbagai elemen (Pemerintah daerah dab Masyarakat agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali).
Sebelumnya, sebanyak 31 pekerja PT. Istaka Karya di proyek Trans Papua ditembak mati kelompok bersenjata pada Minggu (2/12). Selain menyerang pekerja, Senin (3/12) sekitar pukul 18.30 wit kelompok bersenjata itu juga menyerang Pos TNI Mbua hingga menyebabkan satu prajurit tewas tertembak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung