Suara.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Alynudin menyampaikan kepada Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk tidak membesar-besarkan hal yang tidak subtantif jelang Pilpres 2019. Hal tersebut disampaikan Suhud menyusul rencana kubu Jokowi-Maruf yang akan lebih gencar memproses hukum pelaku yang melakukan kampanye hitam.
Suhud mengungkapkan jika memang ada kampanye hitam yang menyerang Jokowi, sebaiknya langsung ditindak tanpa harus digembar-gembor terlebih dahulu. Apalagi, kata Suhud Jokowi sebagai capres petahana memiliki kekuasaan untuk mengerahkan aparat penegak hukum.
"Kalau memang betul ada yang menyerang Pak Jokowi dengan isu bohong ya tangkap saja. Pak Jokowi punya perangkat aparat lengkap untuk melakukan itu. Tidak perlu membesar-besarkan hal yang tidak substansial," kat Suhud kepada Suara.com, Jumat (14/12/2018).
Namun di satu sisi, Suhud menyampaikan jangan sampai sikap ketegasan tim Jokowi - Ma'ruf dalam memberantas kampanye hitam malah jadi membatasi masyarakat untuk hidup demokrasi. Sebagai kubu petahana, Jokowi masih harus bisa 'legowo' jika dilempari sejumlah kritik.
"Namun pemerintah juga jangan anti-kritik. Sekeras apa pun kritik yg disampaikan oleh masyarakat jangan disikapi secara negatif. Kritik di dalam demokrasi hal biasa," pungkasnya.
Untuk diketahui, TKN pasangan Jokowi-Maruf akan mulai melaporkan pelanggaran kampanye hitam. Mereka akan mendatangi kepolisian, Bwaslu sampai DKPP. Tujuan Tim Jokowi melaporkan itu semua untuk menciptakan pemilu yang kondusif.
"Kami akan penuhi pengadilan dan kepolisian, Bawaslu, sampai DKPP dengan gugatan dan laporan kami agar para penyebar hoaks, tim kampanye hitam, maupun oknum-oknum akan jera tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar KUHP, UU Pemilu, dan menjadikan Pemilu 2019 kondusif, luber, dan jurdil," kaat Juru Bicara TKN Angga Busra Lesmana di Jakarta, Kamis (13/12/2018) malam.
Berita Terkait
-
Jubir BPN: Maruf Tak Bisa Dongkrak Elektabilitas Jokowi, TKN Jadi Ofensif
-
Tim Jokowi - Ma'ruf Amin Akan Serang Pelaku Kampanye Hitam Pilpres 2019
-
Penembakan di Papua, Jubir TKN: Masyarakat Semakin Simpatik ke Jokowi
-
Jubir TKN: 5 Persen Masyarakat Masih Percaya Isu Jokowi PKI
-
Didukung Rival Politik di Kalsel, Maruf: Itu Kabar Gembira
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
Terkini
-
Bukan Takut Kritis! Mahfud MD Ungkap Alasan 'Tertutup' di Komisi Reformasi Polri
-
Terbukti Salahgunakan Izin Tinggal, 2 Pemain Asing Asal Ghana dan Kamerun Dideportasi dari Indonesia
-
Korupsi Lintas Era Kemenaker Terbongkar, Kenapa Eks Sekjen Hery Sudarmanto Baru Terseret?
-
Panduan Lengkap Daftar Antrian Pangan Bersubsidi Pasar Jaya 2025: Syarat dan Caranya
-
Indonesia Gebrak Panggung Dunia di COP30 Brasil, Siap Pimpin Pasar Karbon Global
-
KPK Bongkar Modus Suap Bupati Ponorogo: Isu Rotasi Jabatan Jadi 'Mesin ATM' Pejabat Resah
-
Anggaran Perbaikan Gizi Bayi dan Ibu Hamil Diduga Dikorupsi, KPK Buka Suara
-
Teken MoU dengan ICVCM, Menhut Janji Pasar Karbon Tak Rugikan Masyarakat Adat
-
Jejak Jenderal Sarwo Edhie: Kakek AHY Penumpas G30S yang Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Geledah Kantor Gubernur Riau! KPK Sita Bukti Penting Dokumen Anggaran 2025