Suara.com - Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan kepada tim kampanyenya bahwa hasil survei pemilihan presiden dapat meleset karena ada perubahan kondisi politik dan ekonomi global yang dapat berdampak ke situasi nasional.
"Tiga minggu sebelum referendum Brexit (British Exit), saya bertemu dengan PM Inggris, David Cameron. Pak Cameron referendumnya bagaimana kira-kira. Dia jawab, Presiden Jokowi pasti kita menang besar, bukan sedikit," kata Jokowi di Jambi, Minggu (16/12/2018), mengutip pembicaraannya dengan David Cameron.
Ternyata harapan Cameron untuk menang besar pada referendum Brexit, ternyata kalah.
"Artinya perkiraan-perkiraan itu meleset," kata Jokowi pada pembekalan calon anggota legislatif dan rapat Tim Kampanye Daerah (TKD) seperti dilansir Antara di Jambi.
Pencabutan keanggotaan Britania Raya dari Uni Eropa (UE) atau Brexit terjadi berdasarkan hasil dari referendum Brexit yang diadakan pada Kamis 23 Juni 2016.
Referendum itu diikuti 30 juta pemilih, dengan hasil 51,9 persen memilih untuk keluar dari Uni Eropa dan 48,1 persen memilih untuk tetap tergabung dengan Uni Eropa.
Jokowi memberikan contoh kasus survei kedua, yakni saat Hillary Clinton melawan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika.
"Semua survei mengatakan Hillary Clinton sampai detik terakhir menang, tapi feeling saya mengatakan Donald Trump ini (menjadi pemenang). Ini yang saya katakan ada perubahan ekonomi global, politik global, turun menjadi perubahan ekonomi dan politik nasional," kata Jokowi.
Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45 setelah mengalahkan lawannya Hillary Clinton pada Pemilu AS 8 November 2016. Donald Trump yang didukung Partai Republik mengantongi 276 suara electoral college.
Baca Juga: Polisi Tangkap dan Tetapkan Tersangka Perusak Atribut PDIP di Pekanbaru
Jumlah tersebut sudah cukup untuk membuat Trump melenggang ke Gedung Putih karena jumlah suara minimal yang harus diraih calon presiden untuk memenangi pemilihan hanya 270 suara electoral college.
"Zaman keterbukaan lewat media sosial, tidak bisa terbendung lagi. Banyak isu berkembang setiap jam, setiap menit berubah," ungkap Jokowi.
Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Maruf Amin masih memenangkan Pilpres 2019.
Lembaga survei Median merilis survei elektabilitas pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi-Maruf Amin unggul 47,7 persen, Prabowo-Sandiaga 35,5 persen dengan undecided votters 16,8 persen.
Survei dilakukan pada 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden yang memiliki hak pilih dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Jokowi-Maruf Amin unggul 60,4 persen. Sementara Prabowo-Sandi hanya 29,8 persen. Survei itu dilakukan pada 7-14 September 2018 terhadap 1.220 responden dengan response rate 1.074 responden.
Berita Terkait
-
Jubir Prabowo: Jokowi Jadikan Kemiskinan Sebagai Senjata di Pilpres 2019
-
Gaya Kocak Jokowi Saat Bagikan Ribuan Sertifikat Tanah Untuk Warga Jambi
-
Bertemu Ribuan Tentara, Jokowi Umumkan Kenaikan Tunjangan Babinsa
-
Jokowi Ungkap Penyebab Elektabilitasnya Turun di Sumatera
-
Alasan Amien Rais Sebut Pemerintahan Jokowi Rezim Pekok
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka