Suara.com - Natal bagi umat Kristiani di tanah Palestina lebih dari sekadar perayaan. Natal bagi mereka adalah perlawanan terhadap penjajahan Israel.
Untuk sekian kali, sekelompok kecil jemaat Kristen Ortodoks Gaza tak dapat merayakan Natal dengan berkunjung ke Betlehem dan Gereja Kelahiran Yesus di Tepi Barat yang diduduki tentara Israel.
Gaza sejak lama dikepung dan diisolasi oleh militer Israel. Setiap warga di Gaza, dilarang bersatu dengan anggota keluarga mereka di Tepi Barat. Bagi umat Kristiani Gaza, Israel juga menerapkan larangan untuk bepergian ke Gereja Nativity tempat kelahiran Yesus Kristus.
Samir Abu Nussira, warga Gaza, masih mengingat, sebelum daerah itu dikepung, hari Natal selalu dirayakan penuh kegembiraan oleh umat Kristiani maupun Muslim.
“Dulu, kami merayakan Natal dengan penuh suka cita. Dihadiri orang-orang terkemuka. Ada festival di lapangan publik dengan musik, beragam pertunjukan, parade, pohon Natal raksasa yang menyala-nyala, dan puluhan orang berpakaian seperti Santa,” kata Samir, kepada Al Jazeera, Selasa (25/12/2018).
Dalam kenangan Samir, Natal sebelum pendudukan Israel, adalah liburan yang menyenangkan. Ia dan keluarganya bisa merayakan Natal di Gereja Kelahiran Yesus dan disambung dengan bersilaturahmi ke kerabat di Tepi Barat.
"Namun, tahun ini, saya dan istri saya mengajukan petisi keada Israel untuk bepergian dengan anak-anak kami ke Betlehem untuk Natal, tetapi hanya anak-anak saya yang mendapat izin untuk bepergian keluar dari Gaza, sementara istri saya dan saya ditolak."
Israel mengizinkan orang-orang Kristen untuk mengajukan petisi luar biasa kepada Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), sebuah badan militer Israel yang mengelola sebagian Tepi Barat, untuk menyeberang dari Gaza selama musim liburan—tetapi izin jarang diberikan.
”Petisi itu tidak menjamin adanya kebebasan. Sudah banyak kasus petisi itu ditolak. Itu hanya akal-akalan Israel,” kata Kamel Ayyad, Direktur Hubungan Masyarakat Gereja Ortodoks di Gaza.
Baca Juga: Baru Rilis, Xiaomi Mi Play Disusun Jadi Pohon Natal
Tahun ini, berdasarkan pencatatan gereja, terdapat 1.000 petisi yang diajukan umat Kristiani Gaza ke otoritas Israel untuk mengunjungi Betlehem,
”Sebagai balasan, kami menerima 104 kali penolakan. Hanya 350 petisi yang diterima, itu juga mayoritas untuk anak-anak. Apa anak-anak bisa pergi sendiri tanpa orang tua? Israel selalu menolak dengan alasan masalah keamanan, dalih mereka seperti biasa," keluhnya.
Israel yang mengklaim sebagai negara demokratis, menerapkan aturan pemohon petisi haruslah berusia 18 tahun atau lebih muda. Selain itu, petisi juga bisa diajukan oleh orang berusia 50 tahun atau lebih tua.
Tapi Ayyad menuturkan, tak jarang orang-orang berusia 50 tahun ke atas yang mengajukan petisi untuk mengunjungi Betlehem saat Natal atau perayaan keagamaan lain ditolak.
"Israel tidak membedakan antara Muslim dan Kristen Palestina. Jika Anda hanya Palestina, Anda akan terus dikenakan hukuman kolektif Israel, tindakan tegas dan larangan bepergian."
COGAT mengklaim pada laman daringnya bahwa, "Kebebasan beribadat dan beragama adalah bagian dari nilai-nilai yang dipromosikan Israel, dan kami bekerja untuk mempromosikan pemenuhan mereka".
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang