Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantah jembatan layang atau flyover Rawa Buaya di Jakarta Barat tidak retak. Tapi hanya mengalami peregangan karena faktor cuaca dan juga tekanan dari kendaraan yang melintas di atasnya.
Kementerian PUPR menyatakan jembatan layang yang dibangun pada 2008 tersebut bukan mengalami keretakan. Namun memang perlu dilakukan penggantian penahan beban atau "pot bearing" sekaligus penggantian bantalan karet jembatan (elastomer).
"Itu ada beton yang renggang, itu kan biasanya diisi karet, ini karetnya yang mau diganti. Karena kalau kita lihat LRT saja, sambungannya tidak rapat kan, karena dengan panas dingin itu muai nyusut muai nyusut," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat ditemui usai acara penyerahan izin prinsip Politeknik PUPR dari Kemenristekdikti kepada Kementerian PUPR di Gedung Utama Kementerian PUPR di Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto menjelaskan proses penggantian penahan beban dan bantalan karet jembatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan jembatan yang dilakukan Kementerian PUPR. Proses pemeliharaan tersebut akan berlangsung selama 14 hari terhitung dari Rabu (26/12/2018) kemarin.
"Kita ganti perletakannya, sekaligus kita harus ganti elastomir antara lantai. Jadi itu diganti perletakannya sekaligus hubungan antar lantai penghubung, itu kan ada karet penghubungnya, hanya itu saja. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan di viral ada retak renggang segala macam," tambah Sugiyartanto.
"Itu kan dibangun 2008, repetisi atau berulangnya kendaraan berat lewat, perletakan tadi perlu penggantian, sekarang dalam pelaksanaan itu. Kalau renggang, itu kan nanti melorot atau retak atau terjadi defleksi atau luntur itu, tidak ada. Itu masih dalam batas wajar penggantian elastomir atau karet penghubung antar lantai tadi," lanjutnya.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi memerintahkan jajarannya menutup sementara akses kendaraan bermotor menuju jalan layang Rawa Buaya di Jakarta Barat, akibat terjadi retakan pada Rabu (26/12/2018) sore lalu.
Saat meninjau lokasi retakan jalan layang Rawa Buaya, ia menilai jalanan itu akan sangat berbahaya dilewati kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Pengguna jalan yang akan melewati jalan layan Rawa Buaya diimbau menuju Jalan Kapuk Kamal untuk melintasi arteri Lingkar Luar Jakarta W2 dari arah Kembangan menuju Cengkareng Saat ini tahapan penggantian tumpuan jalan layang Rawa Buaya dilakukan Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VI Kementerian PUPR Jakarta Metro 1.
Selama proses perbaikan itu, kendaraan bermotor hingga kendaraan angkutan berat tidak dapat melintasi jalan layang Rawa Buaya. Imbasnya dari pengerjaan perbaikan itu adalah kemacetan sepanjang jalanan itu sebab akses jalan tersebut dipenuhi truk tronton muatan penuh. (Antara)
Baca Juga: Kesaksian Warga : Sudah 2 Bulan Suara Patahan Flyover Rawa Buaya Terdengar
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Usai Protes Pedagang dan Mediasi Gubernur DKI, Tarif Kios Pasar Pramuka Resmi Diturunkan
-
Hadiri Rakornas DTSEN Bareng Kemensos, Seskab Teddy Bawa Pesan Ini dari Presiden Prabowo
-
DPRD DKI Usul Kembangkan Transportasi Laut, Impikan Kepulauan Seribu Jadi Maldives-nya Jakarta
-
Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam, Roy Suryo Pekik Takbir di Polda Metro Jaya
-
Pakar Hukum Bivitri Susanti Sebut Penetapan Pahlawan Soeharto Cacat Prosedur
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
-
Demi Generasi Digital Sehat: Fraksi Nasdem Dukung Penuh RUU Perlindungan Siber, Apa Isinya?
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres