Suara.com - Perempuan berinisial RA, menjadi korban pelecehan seksual atasannya saat masih bekerja di BPJS Ketenagakerjaan sejak 2016 silam. RA berencana melaporkannya kepada pihak kepolisian.
RA yang berusia 27 tahun itu akhirnya berani buka suara terkait serangan seksual yang dialaminya. RA menyebut nama berinisial SAB sebagai pelaku, yang merupakan salah satu dari anggota Dewan Pengawas BPJS TK.
"Hari Senin (31/12) pekan depan, kuasa hukum saya akan melaporkan kasus ini ke polisi," kata RA di kantor SMRC, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).
Akan tetapi, RA masih menunggu analisis dari kuasa hukumnya untuk memutuskan jenis laporannya, apakah akan diadukan sebagai bentuk pidana atau perdata.
Pasalnya, seorang atasan yang memanfaatkan jabatan untuk melakukan perbuatan tercela bisa masuk ke dalam kategori pasal ketidakpatutan atau hukum perdata.
Sementara di lain sisi, sang atasan juga bisa dijerat memakai pasal pidana, karena melakukan pemaksaan tindakan seksual.
RA juga menjelaskan mengapa dirinya baru mengungkapkan peristiwa yang diterimanya kepada publik. Padahal, kejadian itu sudah dialaminya sejak dua tahun lalu, sejak menjadi asisten pribadi SAB.
RA menilai, kalau dirinya saat itu lapor kepada pihak kepolisian, tidak ada pihak yang bisa menjamin keselamatannya serta nasib pekerjaannya.
Karena RA sudah dipecat dari pekerjaannya pada 4 Desember 2018 setelah menyebarkan potongan-potongan obrolannya dengan SAB di WhatsApp sebagai tanda bukti, barulah RA kemudian mulai berani membawa kasus ini ke ranah hukum.
Baca Juga: Real Madrid Proyeksikan Fullback Kiri Real Betis sebagai Suksesor Marcelo
"Kalau (dulu) saya melaporkan ke pihak yang berwajib apakah menjamin saya masih bekerja di (dewan pengawas) BPJS?" ujarnya.
Selain itu, RA juga menginginkan adanya keadilan atas kejadian yang telah menimpanya. Sebelumnya RA sempat mengadu kepada salah satu Anggota Dewan Pengawas BPJS TK terkait dengan kejadian yang dialaminya. Namun dirinya tidak mendapatkan apa-apa.
RA berharap kepolisian bisa menangani kasusnya agar bisa memulihkan nama baiknya. Selain itu, RA juga mengharapkan ada hukuman yang diberikan kepada SAB.
"Saya ingin memulihkan nama baik saya dan dia minta maaf, dan yang terakhir dia mengundurkan diri atau dipecat karena dia tidak pantas menjabat sebagai pejabat negara.”
Untuk diketahui, RA membeberkan kejahatan seksual yang dilakukan kepadanya oleh atasannya sendiri berinisial SAB. Kejahatan seksual itu berlangsung selama 2 tahun.
Perempuan 27 tahun itu menceritakan bahwa dirinya mulai bekerja di BPJS TK sejak April 2016. Dirinya bekerja sebagai asisten pribadi SAB.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU