Suara.com - Pemprov DKI Jakarta memeriksa 12 perusahaan penghasil minyak goreng yang beroperasi di Jakarta. Pemeriksaan itu terkait temuan pasir beracun yang diduga sisa produksi minyak sayur di sekitar Rusun Marunda, Jakarta Utara.
Kabid Penataan dan Pengawasan Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Mudarisin mengatakan, setidaknya ada 12 perusahaan di Jakarta yang saat ini berada dalam pengawasan ketat DLH. Proses pemeriksaan intensif terus dilakukan pada ke-12 perusahaan itu.
"Ada 12 perusahaan minyak goreng yang kita lakukan pemeriksaan secara intensif. Jadi barang bukti pasir di Marunda kita awasi, perusahaan juga kita awasi," kata Mudarisin saat dihubungi Suara.com, Rabu (16/1/2019).
Mudarisin menjelaskan, karakteristik pasir beracun di Marunda mirip dengan karakteristik Spent Bleaching Earth (SBE) sebagai sisa dari produksi minyak goreng. Oleh karenanya, Pemprov DKI melakukan pengawasan ketat terhadap 12 perusahaan minyak goreng.
Ke-12 perusahaan itu tersebar di beberapa titik di Jakarta. Sebanyak 5 perusahaan minyak goreng berada di Jakarta Utara dan 7 perusahaan lainnya berada di Jakarta Timur.
Mudarisin saat ini fokus menelusuri kemana larinya limbah SBE yang diproduksi oleh 12 perusahaan itu. Selain itu, pihaknya juga kembali memeriksa kelengkapan dokumen lingkungan seperti UKL dan UPL perusahaan.
"SBE yang mereka hasilkan berapa, produk minyak berapa, bahan baku berapa. Nah kemudian SBE nanti diambil oleh siapa, nanti akan dibuang atau kerjasama dengan siapa lagi itu yang kita kejar," ungkap Mudarisin.
Sebelumnya, Pemprov DKI menindaklanjuti laporan dari warga mengenai keberadaan gundukan pasir limbah di kawasan Marunda. Gundukan pasir beracun itu sering digunakan oleh warga untuk dijadikan urukan guna membangun rumah atau bangunan toko.
Hingga kini, Pemprov DKI masih menunggu hasil uji dari laboratorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Baca Juga: Ini Barang Bukti Narkoba Aris Idol, Siang Ini Dipamerkan
Berita Terkait
-
13 Titik Gundukan Pasir Beracun di Rusun Marunda Tidak Dievakuasi
-
Minta ITF di TPST Bantargebang, Pemkot Bekasi Akan Kirim Surat ke Anies
-
Tarif MRT Tunggu Keputusan Pemprov DKI
-
Kadar Limbah Detergen di BKT Marunda 2,5 Kali Melampaui Batas Standar
-
Persiapkan Jadi Tempat Olahraga Air, DKI Bangun IPAL di Waduk Danau Sunter
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang