Suara.com - Pemprov DKI Jakarta memastikan limbah detergen yang tinggi menjadi penyebab utama Banjir Kanal Timur (BKT) Marunda, Jakarta Utara, kembali dipenuhi buih atau busa. Limbah detergen di aliran BKT disebut mencapai 2,5 kali lebih tinggi dari batas standar yang ada.
Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, dari hasil pengecekan baku mutu air pada September dan Oktober 2018, didapatkan hasil bahwa kadar detergen di BKT Marunda mencapai 535 mikrogram per liter.
"Kadar tertinggi mencapai 535 mikro gram per liter. Ini 2,5 kali lebih tinggi dari baku mutu yang hanya 200 mikro gram per liter," kata Andono kepada Suara.com, Kamis (10/1/2019).
Andono menerangkan, pengecekan kadar baku mutu di sungai biasa dilakukan dua kali dalam setahun. Andono memastikan, limbah detergen menjadi faktor utama yang menyebabkan permukaan BKT Marunda dipenuhi busa.
Bila dibandingkan dengan Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat atau dikenal Kali Item, Andono menyebut kadar detergen yang mencemari BKT Marunda tidak terlalu parah. Pencemaran detergen di Kali Item bahkan mencapai 6 kali lebih tinggi dari standar baku mutu yang ada.
Meski berbeda kadar pencemarannya, busa yang ditimbulkan di kedua sungai ini pun sama. Sebab, debit air di BKT Marunda jauh lebih besar dibandingkan Kali Item sehingga menimbulkan tekanan air yang lebih kuat saat melintasi pintu air.
"Kalau Kali Sentiong lebih tinggi kadarnya 3,5 kali lebih besar dari BKT Marunda. Tapi di BKT debit airnya lebih tinggi, sehingga busa yang ditimbulkan sama banyak," ungkap Andono.
Untuk diketahui, warga kembali dihebohkan dengan kemunculan busa-busa yang sangat banyak diatas permukaan BKT Marunda pada Rabu (9/12/2019). Kejadian ini juga sempat terjadi pada pertengahan 2018 lalu.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dapat Laporan dari Buwas Harga Beras Mulai Turun
Berita Terkait
-
BKT Marunda Berbusa, Pemprov DKI Pasang Pembatas Agar Busa Tak Melebar
-
Persiapkan Jadi Tempat Olahraga Air, DKI Bangun IPAL di Waduk Danau Sunter
-
Tarif di IRTI Naik, Anies Larang PNS DKI Parkir di Gedung DPRD Jakarta
-
Diam-diam, Anies Lantik 7 Pejabat DKI Hasil Lelang Jabatan
-
Pemprov DKI Kucurkan Rp 145 Miliar Untuk Revitalisasi 5 Taman di Ibu Kota
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda