Suara.com - Ridwan, pengamen yang berdandan ala punk di Tangerang Selatan, Banten, tewas mengenaskan di bangunan bekas gerai Seven Eleven tak jauh dari Persimpangan Gaplek, Pamulang, Kota Tangsel, Rabu sore (16/1/2019).
Sebelum ditemukan tewas, ABG berusia 16 tahun itu diketahui dijemput dua pria berkepala plontos di Pasar Ciputat.
Hal tersebut disampaikan dua teman Ridwan sesama anak punk, Cimen dan Ebet saat dimintakan keterangan di Polsek Pamulang, Rabu malam.
“Anak Ciputat, di Kedaung. Sudah sekitar tiga tahun dia ngamen jadi anak punk,” ujar Cimen seperti diberitakan BantenHits—jaringan Suara.com, Kamis (17/1/2019).
Ebet menceritakan, awalnya, Ridwan dan dirinya sedang nongkrong di Pasar Ciputat pada Rabu siang harinya.
Tiba-tiba ada dua orang mengendarai sepeda motor matik warna merah, satu orang mengenakan jaket ojek online Grab, sedangkan yang satu berkepala plontos dan ada tato di wajahnya.
Sambil menggertak, keduanya mencari Opung salah satu anak Punk lainnya, rekan Ebet dan Ridwan.
“Di mana gembel Opung,” kata Ebet menirukan ucapan keduanya.
Ebet dan Ridwan mengakui tidak tahu, namun tidak lama, Ridwan dibawa paksa dua orang itu dengan cara bonceng tiga.
Baca Juga: Siang Ini, Polisi Serahkan Ahmad Dhani ke Kejari Surabaya
Ebet kemudian menceritakan kejadian ini kepada Cimen, hingga mereka mendapatkan berita bahwa Ridwan ditemukan tewas.
Perang Antar-Anak Punk
Cimen dan Ebet mengungkapkan, sebelum Ridwan terbunuh, sempat terjadi perang antara kelompok anak Punk Gaplek dengan kelompok lain yang disebutnya berasal dari Depok dan Jambi pada Selasa malam 15 Januari 2019.
“Kami pikir Opung jadi dalangnya sampai dua orang yang culik Ridwan dendam cari Opung. Tapi Ridwan tak ikutan, tak tahu apa-apa,” kata Cimen.
Saat ini mereka hanya bisa berharap pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku pembunuhan Ridwan.
Kapolsek Pamulang Komisaris Endang Sukmawijaya mengakui sudah mendalami kasus tersebut, termasuk membawa jenazah korban ke RSU Tangerang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu