Suara.com - Kemunculan Tabloid Indonesia Barokah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Masyarakat pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap media serupa Tabloid Indonesia Barokah yang beredar secara online.
Direktur New Media Watch Agus Sudibyo mengaku tidak menutup kemungkinan bila dalam waktu 2 bulan sebelum Pilpres 2019 akan banyak bermunculan media yang membawa narasi seperti Tabloid Indonesia Barokah. Namun, yang perlu diwaspadai lebih ekstra adalah media yang menjajakkan berita kontroversial melalui online.
"Ya besar potensinya, tapi yang saya khawatirkan bukan yang print begini. Yang berbasis digital itu yang saya lebih khawatirkan," kata Agus usai menghadiri diskusi publik 'Tabloid Indonesia Barokah: Karya Jurnalistik atau Kumpulan Opini?' di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019).
Agus menjelaskan, bila media bermuatan propaganda dan kontroversial seperti Tabloid Indonesia Barokah hadir versi online maka akan sangat sulit untuk membatasi peredarannya. Sebab, semua orang disegala usia bisa dengan mudah mengaksesnya, terutama generasi milenial.
Lain halnya dengan Tabloid Indonesia Barokah yang dicetak, aparat penegak hukum bisa dengan mudah membatasi peredarannya. Salah satunya dengan membatasi pengiriman di Kantor Pos Indonesia.
"Kalau print gini persebarannya bisa dikontrol. Kalau online bagaimana? Persebarannya cepat sekali, itu yang harus diantisipasi pada level dunia maya ini," ungkap Agus.
Berita Terkait
-
Tabloid Indonesia Barokah Gagal Rebut Pemilih Prabowo - Sandiaga
-
Ini Wajah Penyebar Tabloid Pembawa Pesan
-
Tabloid Indonesia Barokah Disebut Jadi Alat Pengecoh Jelang Pilpres 2019
-
Membandingkan Tabloid Indonesia Barokah dengan Obor Rakyat, Ini Hasilnya
-
Habis Tabloid Indonesia Barokah Terbitlah Tabloid Pembawa Pesan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye