Suara.com - Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR), demi menyongsong paradigma baru dalam penelitian dan pengembangan bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Ini merupakan bentuk pembaharuan kerja sama, karena sebenarnya telah berlangsung sejak 1997.
"Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk langkah korektif untuk mengelola tantangan kompleks hutan tropis Indonesia, sekaligus sebagai paradigma baru dalam penelitian dan pengembangan," tutur Kepala BLI KLHK, Agus Justianto, saat mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan Direktur Jenderal CIFOR, Robert Nasi, di Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/2/2019).
Menurut Agus, sebagai negara yang memiliki sumber daya alam melimpah, Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks.
"Pada tahun 2000-an, laju deforestasi yang tercatat 3,51 juta ha/tahun, tahun 2015 menunjukkan 1,09 juta ha/tahun. Lintasan kebijakan dan tindakan baru membanjiri untuk mengatasi ancaman. Setelah 4 tahun, pada 2018 tercatat laju deforestasi 0,48 juta ha/tahun, berkurang enam kali lipat dari tahun 2000," katanya.
Ia menyebut, pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya hutan dan sektor kehutanan. Langkah-langkah tersebut antara lain untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan Unit Pengelolaan Hutan (UPH); inisiatif reboisasi; program penanaman di area yang dialokasikan untuk program kehutanan sosial berbasis masyarakat; pencegahan deforestasi dengan mengurangi dan mengendalikan pemanenan kayu di kawasan hutan alami; dan implementasi moratorium “pelepasan” (pemindahan permanen dari kawasan hutan), dari kawasan hutan untuk pengembangan perkebunan pertanian.
Menyadari pentingnya peran penelitian dan pengembangan umtuk mendukung langkah korektif pembangunan kehutanan, Agus berpesan agar peran penelitian dan pengembangan tidak cukup untuk pengetahuan produksi dan produksi, tetapi juga memastikan produksi harus diadopsi dan diadaptasi sebagai bagian integral.
Kegiatan penelitian dan pengembangan dengan CIFOR saat ini telah diinisiasi untuk membangun platform baru kolaborasi, pergeseran ke jaringan, promosi dan adopsi, kontestasi sains, serta kolaborasi daripada kompetisi.
"Hal ini untuk memastikan jaringan yang didirikan bertujuan untuk meningkatkan modal sosial penelitian dan pengembangan, seperti untuk memfasilitasi aliran informasi, untuk memberikan pengaruh pada entitas/agen yang kuat, untuk membangun kredensial peneliti, dan juga untuk memperkuat identitas dan pengakuan," Agus menambahkan.
Sejak dimulainya kemitraan BLI KLHK dan CIFOR pada 1997, telah berjalan berbagai kegiatan, diantaranya pengembangan Sistem Akuntansi Karbon Nasional Indonesia (INCAS), Proyek Mata Pencaharian Berkelanjutan Bebas Asap (HFSLP), Program Adaptasi dan Mitigasi Lahan Basah Berkelanjutan (SWAMP), dan perbaikan Tata Kelola, Kebijakan dan Pengaturan Kelembagaan untuk REDD, dan Studi Komparatif Global tentang REDD+.
Baca Juga: KLHK: Limbah Tambang Emas Freeport Bisa Jadi Bahan Batako
Kini kerja sama tersebut kembali dikuatkan dalam beberapa bidang, antara lain pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management), pemanfaatan hutan berbasis pohon (forest and tree-based value chains), dan perhutanan sosial (social forestry).
"Saya berharap, BLI KLHK dan CIFOR dapat menggerakkan ilmu pengetahuan menjadi sebuah aksi dan membawa gerakan-gerakan internasional untuk mendukung kesejahteraan masyarakat," kata Agus menutup sambutannya.
Dalam kesempatan ini, Robert Nasi, juga menyampaikan, CIFOR dan BLI KLHK, atau Forestry and Environmental Research Development and Innovation Agency of the Government of Indonesia (FOERDIA), memiliki sejarah panjang dalam bekerja bersama, yang dimulai pada 1997 di hutan penelitian Bulungan.
"Nota kesepahaman yang diperbarui ini merupakan penegasan atas komitmen bersama kami dalam pengelolaan hutan lestari di Indonesia, dan langkah penting dalam kemitraan jangka panjang. Saya menantikan upaya bersama kami yang berkesinambungan untuk menunjukkan peran penting hutan Indonesia dalam berkontribusi pada pencapaian tujuan nasional, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal's/SDGs)," ujarnya.
BLI KLHK merupakan lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah, di bawah struktur KLHK. Lembaga ini bertanggung jawab atas penyusunan rancangan dan formulasi terkait kebijakan teknis, rencana dan program, di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
Sementara CIFOR adalah organisasi internasional non profit, yang bergerak dalam penelitian bidang kehutanan,dan merupakan bagian dari CGIAR (Consultative Group on International Agriculture Research).
Berita Terkait
-
Mulai dari Rumah, Inilah 7 Cara Sederhana Menerapkan Green Living
-
KLH: Tambang Emas Afiliasi Astra dan 7 Perusahaan Melanggar, Jalur Hukum Ditempuh
-
Reforestasi Bukan Sekadar Menanam Pohon, Ini Upaya Memulihkan Ekosistem
-
Soal Longsor di Padang, Menteri LH: Tidak Ada Aktivitas Perusahaan, Adanya Pertanian Warga
-
Hentikan Produksi Tambang Emas, Agincourt Resources Serahkan Data ke KLH Pasca Banjir Sumatera
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka