Kaset pita dan Efek Rumah Kaca
Meski sudah tidak banyak, namun beberapa musisi dalam negeri masih mengeluarkan rilisan fisik dalam format kaset pita, salah satunya adalah grup band indie Efek Rumah Kaca.
Grup yang kini beranggotakan Cholil Mahmud (vokal), Poppie Airil (bass), dan Akbar (drum) ini terakhir kali merilis kaset pita untuk album bertajuk "Purwaswara" pada tahun 2018 lalu.
"Memang dari kecil sampai remaja, Efek Rumah Kaca sudah dekat sekali dengan kaset. Kami juga mau coba semua medium, tak hanya rilis vinyl," kata Poppie Airil kepada Antara.
Menurut Poppie, suara yang dihasilkan kaset pita memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan rilisan dalam format digital.
Dia juga mengatakan, merilis kaset pita pada zaman sekarang tidak terlalu sulit. Masih banyak vendor yang bisa memproduksi kaset pita berkualitas baik.
"Memang tidak sesulit itu ternyata. Lokananta saja masih berjalan, dia juga banyak tertolong karena pembuatan kaset," ungkapnya.
Bagi Efek Rumah Kaca dan musikus lain yang masih merilis album dalam bentuk kaset pita, hal itu untuk mengejar nilai eksklusifitas. Wajar kalau jumlah album dalam bentuk kaset pita yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.
"Kalau mediumnya kaset mereka memang kejar eksklusif. Untuk lebih massif bisa dari CD atau digital," terangnya.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Putri Malu untuk Kesehatan
Namun hal ini juga yang menjadi "bumerang" bagi Efek Rumah Kaca. Akibat jumlah kaset pita yang dirilis sedikit, tapi peminatnya tinggi, sehingga menjadi celah bagi oknum dengan menjualnya kembali dengan harga tinggi dibandingkan pertama dirilis.
"Kami sedikit menyesal bukan karena mengeluarkan kasetnya, tapi di pasarannya ada penimbunan dan ada yang jual dengan harga tinggi karena jumlahnya terbatas," ucapnya.
Untuk menyiasati harga jual tinggi di pasaran, Efek Rumah Kaca secara berkala merilis ulang "Purwaswara" untuk para penggemar yang belum sempat memiliki album tersebut.
"Kami bikin ulang karena tahu kok harganya mahal banget. Kami bedakan dari desainnya di cover sedikit. Itu untuk menjaga supaya tidak mahal. Jadi kami selalu cetak kalau habis dicetak lagi. Sebenarnya untuk menjaga harganya," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional