Suara.com - Habib Bahar bin Smith menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penganiayaan dua orang remaja berinisial CAJ (17) dan MKU (18) di Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung, Jalan Seram, Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/3/2019). Sidang kali ini beragendakan pembacaan eksepsi atau pembelaan dari kuasa hukum Bahar.
Kuasa hukum Bahar, Munarman membeberkan argumen terkait keberatan atas dakwaan yang dilayangkan JPU dari Pengadilan Negeri Cibinong terhadap Bahar bin Smith. Sedikitnya ada tiga poin utama yang disampaikan Munarman dalam eksepsi itu.
"Pertama mengenai pemindahan tempat persidangan. Ini adalah menyangkut kewenangan relatif dari PN. Kenapa dianggap tidak berwenang? Pertama karena locus delicti tempat terjadinya peristiwa di Kabupaten Bogor tempat pengadilannya PN Cibinong," kata Munarman seusai persidangan.
"Saksi-saksi lebih banyak bertempat tinggal di Kabupaten Bogor sehingga menurut prinsip azas peradilan yang cepat murah maka saksi-saksi itu lebih gampang dihadirkan di PN Cibinong," lanjutnya.
Namun karena SK Mahkamah Agung yang berlandaskan Pasal 85 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), akhirnya sidang itu dipindahkan ke Pengadilan Negeri Bandung.
Pasal 85 KUHP berbunyi 'Dalam hal keadaan daerah tidak mengijinkan suatu pengadilan negeri untuk mengadili suatu perkara, maka atas usul ketua PN atau kepala Kejaksaan Negeri yang bersangkutan, Makhamah Agung (MA) mengusulkan kepada Menteri Kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk pengadilan negeri lain dari pada yang tersebut pada Pasal 84 untuk mengadili perkara yang dimaksud'.
Terkait itu, Munarman menolak keras keputusan MA tersebut. Pasalnya, kata dia, kasus Bahar ini tidak termasuk kasus yang luar biasa dan hanya kasus penganiayaan biasa saja. Sehingga, kata dia, Keputusan MA itu dianggap keliru.
"Pasal pencucian, pasal perampaasan kemerdekaan, perlindungan anak itu, sebetulnya pidana biasa tidak ada yang istimewa cuma menjadi heboh ini enggak tahu tidak ada terkait isu keamanan negara, terorisme, korupsi tidak ada. Ini tindak pidana yang biasa sekali, kita heran ini diperlakukan istimewa sedemikian rupa," kata dia.
"Kalau alasannya pemindahan keamanan maka tidak ada yang tidak aman. Terbukti di Bogor tidak terjadi apa-apa justru yang terjadi di sini ada demo-demo ya kan justru kita lihat di depan adanya pengerahan aparat keamanan secara besar-besaran berarti yang tidak aman di sini bukan di Bogor," Munarman menambahkan.
Baca Juga: Poyuono Salahkan Jokowi Andi Arief Ditangkap, Ma'ruf: Bukan Salah Jokowi
Selain itu Munarman menganggap dakwaan yang dibacakan jaksa pun tidak terurai secara lengkap. Makanya, Munarman akan membahas masalah itu dipembuktian terkait tanggapan kuasa hukum Bahar terhadap jaksa sebelumnya.
"Terkait dengan dakwaan yang tidak menguraikan secara lengkap. Tidak menguraikan peran dari masing masing terdakwa tidak menguraikan siapa korban status anak. Nanti kita bahas di pembuktian. Tanggapan kita terhadap jaksa sebelumnya," katanya.
Sementara itu, Jaksa dari PN Cibinong Purwanto Joko Irianto meminta waktu selama satu pekan untuk menanggapi eksepsi yang disampaikan kuasa hukum Bahar.
"Kami penuntut umum akan menanggapi secara tertulis dan kami mohon waktu satu minggu," ucapnya.
Saat sidang berlangsung, masa Habib Bahar menggelar demo di depan gedung Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung. Masa yang mayoritas mengenakan pakaian putih bertuliskan Front Pembela Islam (FPI) itu terus menyuarakan dukungannya untuk Bahar bin Smith.
Pada sidang sebelumnya, Bahar didakwa dengan dakwaan primer pasal 333 ayat 2 Kitab undang-undang hukum Pindahnya (KUHP) Juncto Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.
Kemudian dakwaan primer lainnya yakni jeratan menggunakan Pasal 170 ayat 2 ke-2 KUHP tentang tindakan penganiayaan, subsider Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP, lebih subsider Pasal 351 ayat (2) KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP, lebih subsider lagi Pasal 351 ayat (1) KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP dan lebih lebih subsider lagi Pasal 80 ayat (2) Jo Pasal 76 C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Berita Terkait
-
Jalani Sidang Eksepsi, Ratna Sarumpaet Tak Berikan Salam Dua Jari
-
Perjalanan Kasus Aniaya Santri Habib Bahar Bin Smith
-
Ribuan Aparat Gabungan Akan Kawal Sidang Perdana Habib Bahar bin Smith
-
Dikabarkan Sakit Maag Kronis, Polisi: Habib Bahar Sehat-sehat Saja
-
Ada yang Mainkan Isu Kriminalisasi Ulama Pasca Habib Bahar Ditahan Polisi
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sindiran Brutal 'Tolol Natural' Balas PSI yang Ungkit Jasa Jokowi ke AHY
-
Polisi Temukan 5 Gigabyte Data Rahasia Hasil Retas Bjorka, di Antaranya Milik Perusahaan Asing
-
Cerita Sedih Anak Kos di Pasar Minggu, Lagi Kondisi Sakit, Motornya Digondol Maling!
-
Rocky Gerung: Dengan Seizin Pak Jokowi, Maka Projo Akan Dihibahkan ke Gerindra
-
Proyek RDF Limbah Sampah di Rorotan 'Teror' Puluhan Anak: Batuk, Sakit Mata, Muntah hingga ISPA
-
Jalan Ketiga Lukas Luwarso: Buru Ijazah Asli Jokowi, Bongkar Dugaan 'Operasi' Penutupan Fakta
-
Menunggu Nasib Lima Anggota DPR Nonaktif di Tangan MKD, Hati-hati Publik Marah Bila...
-
Tragis! Dikeroyok Teman Satu Tongkrongan, Luis Tewas di Depan Masjid usai Pesta Miras
-
Zulkifli Hasan Klaim Program MBG Bisa Tingkatkan IQ Anak Indonesia
-
Buron Korupsi E-KTP Paulus Tannos Lawan KPK dari Singapura, Gugat Penangkapan Lewat Praperadilan!