Suara.com - Ratusan ribu orang dalam keadaan memerlukan makanan, air dan tempat perlindungan setelah Topan Idai melanda Mozambik, Zimbabwe dan Malawi.
Sejak Jumat (6/4), sedikitnya 843 orang dilaporkan meninggal akibat badai itu, banjir yang diakibatkannya dan hujan deras sebelum topan.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Topan Idai terjadi pada malam 14 Maret dekat kota pelabuhan Beira, Mozambik, membawa angin kencang dan hujan. Air di dua sungai besar, Buzi dan Pungue, melimpah, membanjiri seluruh desa dan menyebabkan jasad-jasad mengapung di air.
Di Mozambik, tercatat 598 orang meninggal, 1.641 luka-luka, 112.076 rumah rusak atau hancur, 715.378 hektare tanaman rusak. Selain itu 1,85 juta orang terkena dampak bencana dan ditemukan 1.428 kasus kolera, dengan lima orang meninggal akibat kolera.
Di Malawi, sebelum datang, Topan Idai membawa hujan deras dan membanjiri distrik-ditrik Chikwawa dan Nsanje. Hujan terus turun setelah badai itu melanda dan puluhan ribu orang terkena dampaknya.
Dilaporkan, 60 orang meninggal, 672 luka-luka dan 19.328 kepala keluarga mengungsi.
PBB meminta para donor pada Jumat untuk menyediakan bantuan tambahan senilai 60 juta dolar AS (sekitar Rp847,7 miliar) guna membantu Zimbabwe agar pulih setelah kawasan-kawasan di bagian timurnya dilanda topan bulan lalu.
Badai itu membanjiri kawasan lahan yang luas hingga menimbulkan krisis kemanusiaan akibat kemarau yang sebelumnya terjadi. Topan menewaskan sedikitnya 268 orang di negara Afrika bagian selatan itu dan ratusan lagi di negara-negara tetangganya, Mozambik dan Malawi.
"Seruan bantuan kemanusiaan yang sudah direvisi bertujuan menanggapi kebutuhan kemanusiaan rakyat di Zimbabwe yang meningkat akibat kemarau hingga memengaruhi situasi ekonomi dan ditambah lagi dengan bencana Topan Idai yang baru terjadi," kata Bishow Parajuli, koordinator PBB di Harare.
Baca Juga: Konser Berbayar IPK Terwujud, Clara Ingin IPK 3,85
Permintaan tersebut menaikkan bantuan bagi Zimbabwe saat ini menjadi 294 juta dolar.
Rakyat Zimbabwe juga menghadapi krisis ekonomi - harga-harga bahan pokok seperti gula, minyak goreng dan beras telah meningkat sebanyak 60 persen sejak Februari. Keadaan itu memicu kemarahan terhadap pemerintahan Presiden Emmerson Mnangagwa. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra