Suara.com - Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Fadli Zon tetap menggunakan hasil survei Puskaptis sebagai indikator keunggulan elektabilitas Capres dan Cawapres nomor urut 02 meskipun sempat bermasalah pada 2014. Menurutnya, masih banyak lembaga survei lainnya yang lebih bermasalah.
Hasil survei terbaru Puskaptis menunjukkan Prabowo - Sandiaga unggul 47,59 persen dari Capres - Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin yang mendapatkan presentase 45,37 persen. Fadli menyebut angka itu menjadi indikator penting untuk meyakinkan kemenangan Prabowo - Sandiaga pada Pilpres 2019.
"Saya sampaikan survei ini sebagai indikator kami, sangat yakin pak Prabowo pada tanggal 17 April dalam survei kami pak Prabowo menang. Prediksi saya 59 sampai 63 persen," kata Fadli di kawasan Cipinang Cipedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019).
Lembaga Survei Puskaptis sempat dilaporkan ke Mabes Polri pada Pilpres 2014 silam. Hal itu lantaran Puskaptis dinilai menayangkan hasil hitung cepat mereka tidak akurat dan bisa menyesatkan publik.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini justru melihat lembaga survei lainnya yang bermasalah, khususnya lembaga survei yang menyatakan Prabowo kalah dari Jokowi.
Menurut Fadi, sejumlah lembaga survei seperti LSI Denny JA, SMRC, Charta Politik dan lembaga survei lainnya sudah bermasalah sejak dulu.
"Mereka membuat survei tapi hasilnya jauh dari kenyataan. Artinya survei tidak bisa memotret keadaan sesungguhnya," ujarnya.
Wakil Ketua DPR RI itu kemudian menyebut lembaga survei tersebut bagian dari timses pasangan calon peserta Pemlilu 2019.
"Mereka itu sebenernya menjadi tim kampanye karena menjadikan survei alat propaganda atau kampanye karena mereka dibayar," kata Fadli Zon.
Baca Juga: Sidang Pembunuhan Keluarga Gaban, Kakak Korban Tak Kenal Terdakwa Haris
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025