Suara.com - Seorang pedagang pria Muslim bernama Shaukat Ali diserang oleh sekelompok Hindu di negara bagian Assam, India, pada akhir pekan lalu karena dituduh menjual daging sapi, lansir media lokal pada Senin (8/4/2019).
Dilansir dari laman kantor berita Anadolu, serangan terhadap Shaukat Ali terjadi di sebuah pasar di distrik Biswanath.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Ali terlihat berlutut dan diserang oleh sekelompok pria dan ditanyai tentang identitasnya.
Inspektur polisi distrik Biswanath, Rakesh Roshan, mengatakan polisi telah mendaftarkan laporan setelah menerima keluhan dari Ali bahwa dia diserang, dipanggil dengan sebutan "Bangladesh" dan dipaksa memakan daging babi, menurut laporan Hindustan Times yang dikutip Anadolu, Selasa (9/4/2019).
Menurut situs berita Scroll.in, negara bagian Assam memiliki undang-undang yang rumit dan sedikit ambigu tentang penyembelihan ternak.
Undang-undang pemeliharaan ternak Assam 1950 mengizinkan penyembelihan sapi yang berusia di atas 14 tahun atau yang sudah tidak mampu bekerja dan berkembang biak.
Peraturan itu menetapkan bahwa sapi harus mendapat sertifikat "cocok untuk disembelih" oleh dokter dari departemen peternakan negara dan kesejahteraan hewan sebelum disembelih.
Tidak seperti banyak negara bagian lainnya di India, hukum di Assam tidak membedakan antara kerbau, sapi dan banteng.
Baca Juga: Pemerintah RI Diminta Waspadai Gugatan Balik Perusahaan Tambang India IMFA
Berita Terkait
-
Pakistan Tuding India Siapkan Serangan Lain Bulan Ini
-
Bocah ke RS: Dokter, Ayam ini Ketabrak Sepedaku, Ini Rp 2 Ribu buat Obatnya
-
Tak Sengaja Lindas Anak Ayam, Bocah 6 Tahun Malah Mendadak Viral
-
Yuk Intip Rahasia Perawatan Kecantikan Perempuan India
-
Yamaha Ingin India Jadi Basis Produksi Terbesar Lampaui Indonesia?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu